“Lepaskan tanganmu dari tangan istriku!” Dante mendesis marah melihat Rayyan yang masih memegang tangan Bunga. Karena merasa genggaman yang mengendur, Bunga segera menarik tangannya, berdiri menyambut Dante, berusaha menenangkannya. Saat Bunga berdiri, Rayyan baru menyadari perut Bunga yang membuncit. “Mas, jangan njerit-njerit, kasian eyang sedang tidur.” Kata Bunga, berusaha menurunkan tensi Dante dengan memberi sentuhan lembut di dadanya. Tapi apa yang terjadi? Dante membuang tangan Bunga dengan kasar, membuat Bunga mengernyit karena merasa sakit. Rayyan yang melihat itu berdiri, tapi sedetik kemudian dia hanya bisa mengepalkan tangan. Dia tidak boleh ikut campur urusan rumah tangga kakaknya, apalagi dia memang memendam rasa pada Bunga. Rayyan kira dengan dia kuliah di kota lain,