Pagi hari, Bunga sudah sibuk di dapur untuk memasak sarapan. Dia masih ingat sarapan kesukaan Dante, nasi uduk dengan tempe goreng dan sambal telur. Sedangkan minumnya kopi hitam tubruk dengan sedikit gula. Karena tidak menemukan cabai merah untuk membuat sambal, akhirnya Bunga membuat telur mata sapi. Sebelum dia mulai sibuk merawat Dante, dia juga harus sudah selesai mengurus Rora, mandi juga menyiapkan sarapan bagi putrinya, simpel tapi membutuhkan waktu lama karena Rora masih makan nasi benyek, bukan bubur. “Mbak Bunga, kalau urusan Neng Rora mah biar simbok saja. Serahkan pada simbok. Mbak Bunga fokus pada Mas Dante. Sejak jatuh kemarin, dia sering melamun atau malah memukuli kepalanya kalau kumat pusingnya. Sudah jam segini loh.” Beruntung simbok juga sigap membantu Bunga. Dia di