Keesokan paginya. Aku masuk ke kamar mandi sedikit tergesa-gesa. Aku tidak ingin bolos lagi seperti kemarin. Meskipun aku bukan murid yang pintar, tapi setidaknya aku juga tidak pemalas. Selesai mandi, aku hanya membelitkan handuk di pinggangku ketika terdengar suara ketokan pelan di pintu belakang rumahku. “An,” panggil suara seorang wanita dari belakang. “Ya?” jawabku agak heran, siapa sih pagi-pagi gini sudah maen ke tetangga? Tapi ketika aku membuka pintu belakang rumah, aku terkejut, ternyata Mbak Yanti, dia membawa sebuah piring di tangannya. Piring yang ditutupi dengan kertas pembungkus nasi seadanya. “Ini,” kata Mbak Yanti setelah melihatku membuka pintu belakang rumah. Aku pun menerimanya dengan tersenyum, “makasih ya Mbak, kok tahu kalau Aan belum sarapan?” tanyaku. “Kan