Aku membutuhkan waktu yang agak lama untuk membuat Mbak Yanti tenang dan tidak lagi meronta-ronta. “Lepasin aku!!” kata Mbak Yanti sambil melotot benci ke arahku. “Kalau aku lepasin jangan teriak ya?” kataku. Dia tak menjawab dan tentu saja aku makin ketakutan. “Aku mohon maaf, Mbak. Tadi beneran khilaf,” kataku. “Lepasin!!” kata Mbak Yanti lagi. Aku akhirnya menyerah dan melepaskan Mbak Yanti dari pelukanku. Setelah dia berhasil lepas dari bekapanku, dia langsung meloncat menjauh dan membuka pintu belakang rumahku. Tanpa berkata apa-apa, wanita itu berlari meninggalkan rumahku ke arah rumahnya yang saling bersebelahan. Setelah itu, aku terduduk di tempatku berdiri kebingungan. Apa yang baru saja terjadi? Aku tadi seperti orang kesetanan yang sama sekali tak mempedulikan semuanya