Chapter 105 - Cepat

547 Words

Kemudian aku pun bertengger di atas atap rumahku. Macam ayam saja, bertengger, tapi itulah yang kulakukan. Duduk jongkok di atas atap rumah sambil melihat ke suasana sekelilingku. Aku melihat semuanya sedikit berbeda dari apa yang selama ini kulihat. Malam menjadi sedikit lebih terang bahkan jauh lebih terang dari temaramnya senja. Di setiap tempat, aku melihat semacam sinar yang memancar kuat. Ada yang sinarnya berwarna putih keemasan, gelap, abu-abu, merah, dan berbagai macam warna lainnya. Aku tak mengerti artinya sama sekali. Tapi hanya dua warna yang pernah kulihat sebelumnya. Putih keemasan seperti punya kakek tua di mushola tadi pagi. Dan gelap atau abu-abu milik mahluk-mahluk kotor yang ada di tempat maksiat seberang mushola. Tak butuh waktu lama untuk membuatku menyadari kalau a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD