PART 76 – KESEMPURNAAN Mungkin berpisah memang perlu Untuk membuktikan pada diri sendiri Apakah kita sama menyimpan rindu. Dan berakhir dengan saling menunggu. Wajah Aira tercekat. Apakah kini kesalahannya sudah tak termaafkan, hingga Azka berkata seperti itu. “Mmm-maksud kamu?” Mata Aira menunjukkan kekhawatiran tinggi. “Ada syaratnya Aira. Supaya aku bisa memaafkan kamu,” bisik Azka. Tatapan tajam Azka tujukan pada bola mata yang masih terlihat sembab itu. Memindai tiap sudut bentuk wajah Aira dengan seksama. Wajah istri cantiknya yang kemarin bahkan tak memiliki perasaan mendaratkan telapak tangannya nan mungil ke pipi, tanpa mau mendengarkan alasan dari mulutnya. “Syarat?” bisik Aira nyaris tak terdengar. Jantungnya ikutan berdetak kencang. Azka mengangkat satu alisn