Malu, sumpah!

1043 Words

Tatapan mata si Tuan Brewok benar-benar berbeda. Biasanya ada aura m***m bercampur jail yang menyebalkan. Tapi saat ini, aku melihat ada hal lain di sana. Ia juga tak memaksa seperti dulu, hanya terus menatap lekat kedua mataku. Sial, kalau begini caranya, mana bisa aku melupakan manusia yang satu ini. Aku memalingkan wajah. Lama-lama ditatap seperti itu, benteng pertahanan hati ini bisa runyam. "Jangan berpaling, Sani. Saya tahu, kamu gak bisa bohong kan, kalau kamu juga masih mencintai saya?" ucapnya lebih menyerupai bisikan. Ia tak memaksaku seperti sebelumnya. Ya, kebiasaan Pak Adit adalah memaksa tanpa persetujuan. Menyebalkan sih, tapi justru itu yang amat kurindukan. Ah, sudahlah, aku tak boleh larut dalam suasana yang ia ciptakan saat ini. "Cinta bukan satu-satunya alasan agar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD