Keesokan paginya, udara gunung yang dingin terasa lebih segar dari biasanya. Panitia dengan suara semangat mengumumkan melalui speaker, “Selamat! Annual Survival Event St. Heliora resmi berakhir. Semua peserta dipersilakan bersiap untuk turun dari bukit!” Sorak-sorai langsung meledak di antara Flameborns, Scholar Kids, dan seluruh pewaris yang hampir trauma karena sayuran dan tidur di tenda. Beberapa langsung lompat-lompat kegirangan, sementara ada yang sibuk foto-foto sunrise sebagai pembuktian ‘pernah survive di alam liar’. Di tengah keramaian, Seojun dan Jia saling menatap dengan ekspresi dramatis, seolah baru saja lolos dari reality show paling sadis seantero jagat. “Kamu siap?” bisik Jia, senyum lesu di bibirnya. Seojun mengangguk, napas lega. “Abis ini, mau rebahan tiga hari, plea
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books


