Mungkin jika ada seseorang yang membaca catatanku sebelumnya, ia akan berpikir jika aku senang berada di dalam dunia mimpi yang seperti utopia. Memang, memang satu sisi aku merasa seperti di surga, bebas melakukan apapun, semua keinginan mungkin saja bisa dituruti seketika mengingat bocah berambut emas bisa melakukan apapun, mulai dari membuat pertunjukan aneh hingga memberikan siksaan kepadaku. Namun di sisi lain, kenyataan yang mengatakan bahwa semua yang aku alami ini adalah sebuah mimpi bertingkat dengan kesadaran yang aku pertahankan, membuatku ingin segera kembali ke dunia nyata. Meskipun aku tahu, dunia nyata tempatku tinggal sedang sangat kacau. Drama yang terjadi antara aku dengan Geno, orang tua yang secara halus membuangku, serta trauma batin yang aku rasakan, membuatku ingin me