Mendengar itu, Luna terdiam sejenak, matanya memandang kosong ke depan. Namun, sedetik kemudian, senyuman tipis muncul di sudut bibirnya. “Bagus lah kalau kalian udah kena karma. Berarti doaku selama ini dikabulkan,” ujar Luna dengan nada dingin. Ardan menoleh ke belakang, tatapannya dipenuhi kesedihan. "Kamu tega banget, Lun," gumamnya lirih. Luna mendengus kesal, lalu menatap Ardan tajam. “Kamu juga tega banget. Aku lagi hamil malah diceraikan, padahal dikit lagi udah mau lahiran. Kebayang nggak, gimana hancurnya aku waktu itu? Anak remaja yang jadi korban keegoisan orang dewasa harus lahiran sendiri di usianya yang masih muda. Dokternya aja sampai ngira kalau aku hamil di luar nikah!" cerocosnya kesal. Ardan terdiam, tak tahu harus berkata apa. Pikirannya penuh dengan bayangan L