LAVINA Aku menghampiri Alvan yang sedang duduk termenung di kursi panjang yang ada di koridor menuju kamar rawat inap VIP. Ini sudah tiga hari semenjak kejadian Kakeknya drop. Dan kemudian sekarang kondisi beliau masih belum sadarkan diri. Lalu selama tiga hari ini juga Alvan selalu stay di rumah sakit menemani beliau. Dia bahkan selalu setia duduk di samping kakeknya. Membuat aku merasa iba dan kasian sendiri. Pasalnya Alvan terlihat sangat kacau. Sempat datang beberapa wartawan yang datang untuk mewawancarai nya, namun ia menolak. Hanya mengutus Tio sebagai juru bicara. "Al, makan dulu ya". Kata ku duduk di sampingnya dengan membawa bekal dari Mama pagi tadi. Dia merubah posisi duduknya, duduk lebih tegak. Sedangkan aku mulai membuka tas bekal dari Mama. "Mau makan disini atau mau