82

1451 Words

REVAN datang ketika matahari sudah berada di atas kepala. Dia datang bersama Kayla yang tampak amat sangat bahagia, berbanding terbalik dengan kondisi Revan yang wajahnya membiru akibat luka pukulan di beberapa bagian. Celia mengernyitkan dahi melihat keadaan Revan yang dalam ingatannya masih baik-baik saja. "Lo kenapa bisa jadi kayak gini, Van?" tanyanya yang terlihat khawatir. Axel yang mendengar nada khawatir itu sukses membuat dahinya berkerut dan sudut bibirnya berkedut-kedut. Sejak tadi dia memang heran melihat keadaan sahabatnya itu yang tiba-tiba saja babak belur tanpa sebab. Padahal hanya dalam beberapa jam saja mereka tidak bertemu. Namun, saat melihat Kayla tampak bahagia di sampingnya tanpa merasa berdosa, Axel pun tahu jawabannya. "Nggak apa-apa. Sori, gue lupa beliin lo s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD