Raya memasuki rumahnya dengan perasaan yang tak karuan, sesekali ia memijit kepalanya pelan untuk menghilangkan rasa pusing yang hampir membuat kepalanya pecah. Mengingat bagaimana cerita hidup Lesta yang cukup rumit dan menyesakkan, di tambah tangisan serta jeritan histeris Lesta semalem masih terngiang jelas di ingatannya, terputar dengan sendirinya seperti kaset rusak, terulang-ulang tak jelas membuat kepalanya benar-benar pusing. "Ingat pulang?" sapaan tak ramah yang terdengar membuat Raya menghentikan langkahnya. Raya membalikkan badannya. Di lihatnya Ayahnya yang berdiri tak jauh darinya dengan wajah tak bersahabat. "Raya capek yah" jawab Raya pelan seraya melanjutkan langkahnya. Ia benar-benar pusing dan capek, seberapapun ia benci sama ayahnya, tetap saja dia menghormati ayah