Hari berlalu cepat, rasanya Isla bahkan belum berkedip dan lusa ia sudah harus bertugas kembali, menyelesaikan masa koasnya.
Isla baru saja selesai mengenakan baju pada Aya dan Thea. Kedua bayinya itu sudah mulai mengoceh lucu.
“Anak Mama cantik sekali,” ujar Isla, menyahuti gumaman dan dengungan yang disuarakan Aya.
“Anak Papa juga,” sahut Zhen yang tengah menciumi Thea.
“Mas, Isla mandi dulu ya?”
“Oke.”
Zhen membawa kedua bayinya ke ruang santai. Alas ruangan itu kini bukan lagi karpet berbulu, namun karpet tebal yang di atasnya ditumpuk dengan matras bayi. Belum lama Zhen bermain dengan Aya dan Thea, bel pintu unitnya pun berbunyi.
Sejak mereka menikah, tak ada lagi yang bisa seenaknya keluar masuk unit itu. Orang tua Zhen sendiri yang meminta agar mereka mengganti kode pe
