Jhon: Kirimkan uangnya besok atau aku akan muncul di kampusmu dan membuat keributan.
Jhon: Kamu harus berterima kasih padaku karena sudah membesarkanmu sementara Ibumu yang p*****r itu melarikan diri.
Velove menahan geramnya. Sudah beberapa tahun terakhir sang Ayah merecokinya seperti ini.
Semua bermula saat dirinya masih duduk di bangku Elementary School tahun keempat. Hari itu John pulang dalam keadaan mabuk. Ia melempar semua barang yang bisa dijangkau tangannya seraya berteriak, “b******k! AKU YANG BERSUSAH PAYAH, DAN AKU YANG KALIAN PECAT! b******k!”
‘PRANG!’
Velove gemetar dalam pelukan Niar, sang Ibu. Takut luar biasa. Tak ada yang berani memunculkan diri dan menenangkan John.
‘BRAK!’ Suara tendangan di pintu kamar Velove terdengar mengerikan. Jhon mendekat, bertolak pin
