Zhen membuka tas ranselnya, mengambil beberapa peralatan pemeriksaan dasar yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi, lalu kembali ke samping sang istri. “Isla....” “Mas....” “Apa yang dirasa?” tanya Zhen seraya membantu Isla mengubah posisi agar terlentang, lalu membuka deretan kancing kemeja Isla. “Pusing aja Mas, muter.” Zhen mengecek suhu tubuh Isla terlebih dulu, ya tentu saja sang istri demam. Pantas saja sepanjang jalan Isla banyak tertidur. “Badannya sakit ga?” “Banget Mas. Linu banget rasanya.” “38,1. Dari kapan terasa ga enak, La?” “Ga tau Mas, tadi sebelum berangkat baik-baik aja. Tapi emang Isla ngerasa kok agak dingin ya.” “Udah mulai meriang berarti, boo.” “Iya mungkin, Mas.” Zhen lalu terdiam, fokus memeriksa Isla. “Kamu mau ke kamar mandi ga?” “Ngg

