#Penulispov Abimana masuk ke dalam ruang rawat Vino. Saat itu, pemuda itu tengah memandangi ponselnya dengan senyuman terukir di wajahnya. Jangan tanya apa yang menarik perhatian Vino, kalian pasti sudah tahu jawaban dari pertanyaan itu. Mendengar ketukan sepatu Abimana di lantai ruangan yang begitu jelas, Vino mengalihkan atensinya. Dia cepat-cepat menyembunyikan ponselnya ke bawah bantal. Abimana merespon gerakan reflek Vino dengan senyuman yang tidak bisa diartikan. "Vino, apa papi boleh bicara sama kamu?" Pertanyaan menarik perhatian Vino. Dia membenarkan letak duduknya agar lebih nyaman. "Silakan, Pi." ucapnya pasrah. Dia tidak tahu apa yang akan ayahnya bicarakan, tetapi Vino berharap tidak ada hal buruk yang akan mereka bicarakan nanti. Abimana memandangi sekeliling ruang

