Jiangnan, Tang Agung.
Setelah beristirahat satu hari untuk memberi makan kuda dan mengisi kembali tenaga, kavaleri pimpinan Jenderal Wei akhirnya sampai di Jiangnan setelah dua hari berpacu dengan kuda dan udara dingin.
Telinga Ouyang Yuze yang hampir membeku karena kedinginan bisa kembali menghangat setelah dia menghabiskan separuh tenaganya untuk memaksa Jenderal Wei Juni-o-r memakai pakaian tebal. Tak sia-sia, Jenderal Wei Juni-o-r bahkan terlihat begitu gemuk setelah hampir selusin pakaian dipakaikan ke tubuhnya oleh Ouyang Yuze dan Lin Bo.
Para kavaleri sampai di kamp militer pasukan militer istana, segera setelah jarak pasukan Wei Xiao Yue mendekat, suara terompet gading berbunyi sangat keras. Putra Mahkota Li Jin keluar tadi tendanya. Dia secara khusus menyambut bala bantuan yang datang.
"Yang Mulia Putra Mahkota, maafkan kelalaianku karena terlambat datang kemari." Wei Xiao Yue merasa kesusahan untuk membungkuk dengan banyaknya pakaian yang dikenakannya.
Li Jin tersenyum, dia memakai baju besi yang di luarnya dilapisi oleh mantel bulu berkualitas tinggi yang dijahit menggunakan bulu rubah. Ada syal dilehernya, sebagian wajahnya tertutup syal bulu rubah ketika dia berkata, "Jenderal Wei, ini sudah lama sekali. Selamat datang. Mari kita bicara di dalam tenda."
Para kavaleri segera pergi ke dalam kamp untuk memulihkan tenaga. Sementara itu, Lin Bo dan Ouyang Yuze mengikuti Wei Xiao Yue ke tendanya.
"Bantu aku melepaskan tumpukan pakaian ini?! Apa kalian tidak mendengar bisikan-bisikan para tentara tadi!" Wei Xiao Yue, di tengah udara dingin, dia meraung dan menghabiskan tenaganya.
"Apa yang mereka katakan Jenderal?" Lin Bo dengan sabar membantu Wei Xiao Yue merapikan pakaiannya.
"Mereka mengatakan kalau aku gendut dan tidak memiliki otot lagi!!" Wei Xiao Yue menyipitkan matanya ke arah Ouyang Yuze yang tengah menyeruput anggur hangat, "Aku akan menguliti mereka nanti!"
Ouyang Yuze, "……"
Begitu menyelesaikan masalah pakaiannya, Wei Xiao Yue akhirnya pergi ke tenda besar yang ada di sebelah barat tendanya. Itu adalah tenda terbesar yang sekaligus menjadi aula digelarnya rapat.
Wei Xiao Yue masuk ke dalam tenda, bagitu masuk sudah ada banyak makanan dan anggur di atas meja. Dia berpikir, "Kita bukan sedang berkemah? Kenapa ada banyak sekali daging domba dan anggur?!"
Ouyang Yuze juga tampak terpesona, dia berbisik pada Lin Bo, "Aku pikir kita akan makan dedak. Ini benar-benar jamuan makan Lin Bo!"
"Ada Putra Mahkota di sini Wakil Jenderal, tentu saja kita tidak akan makan dedak!" Lin Bo membalas ucapan Ouyang Yuze.
Mo Guifei benar-benar telah menyiapkan semua ini untuk putranya. Alih-alih terlihat seperti kamp militer yang seharusnya berbau amunisi senjata atau bau kotoran kuda, kamp baru ini benar-benar lebih nampak seperti penginapan yang ada di perbatasan. Sangat terang dan meriah, penuh dengan makanan dan kehangatan!
"Jenderal Wei Juni-o-r, duduklah. Kau pasti kelelahan setelah menempuh perjalanan selama berhari-hari." Putra Mahkota duduk di atas singgasananya, syal bulu dilehernya telah dilepaskan. Kini wajahnya yang tampan dan mirip dengan Kaisar terekspos.
Jenderal Wei Juni-o-r tersenyum, dia kemudian duduk. Mengikuti dibelakangnya, Wakil Jenderal Ouyang dan Lin Bo.
Wei Xiao Yue memperhatikan sekitar. Matanya memindai setiap Jenderal yang dibawanya hari ini. Jenderal Zhao Shiming, Jenderal suku Barbar tengah duduk disamping wakilnya. Sementara itu Jenderal Kavaleri Qidan, Shen Guang Bi tampak bercengkrama dengan suara rendah dengan pemimpinan pasukan Gaogoili dari suku Gao, Gao Xian Zhi.
Wei Xiao Yue, "Yang Mulia, aku dengar Yang Mulia pergi bersama panglima perang istana. Kalau aku tidak salah, dia adalah adik dari Jenderal Zhao dari Barbarian…."
Mendengar namanya disebutkan, Zhao Shiming tampak senang. Dia menyela ucapan Wei Xiao Yue, "Ya, anda benar Jenderal Wei Junior. Adikku, Zhao Shiying, adalah panglima perang Kekaisaran. Dia sempat mengirimkan aku surat sebelum pergi ke Jiangnan. Hanya saja aku lupa ahahaha. Ini semua karena kebaikan Yang Mulia Putra Mahkota yang telah menjamu kami dengan semua ini."
Zhao Shiming bangkit dari kursinya, dia mengangkat gelas anggur dan berkata, "Aku akan bersulang untuk Yang Mulia Putra Mahkota."
Li Jin tertawa, "Ahahaha, baiklah, baiklah."
Semua orang larut dalam tawa, Wei Xiao Yue bahkan meneguk anggur yang amat sangat dia rindukan. Setelah memastikan tenggorokannya basah oleh anggur hangat, Wei Xiao Yue mulai membuka mulutnya kembali, "Kalau begitu, apakah sebaiknya kita undang panglima Zhao Shiying. Kemana dia?"
"Ehem." Li Jin tiba-tiba batuk kering, membuat semua orang terdiam dan melihat ke arahnya.
Kedipan kelopak mata Li Jin kini jauh lebih cepat, suaranya terdengar bergetar saat dia berkata, "Panglima Zhao, dia…, Dia gugur saat genjatan senjata pertama."
Di lain sisi, Jendera Zhao yang baru saja akan meneguk anggur keduanya tiba-tiba menjatuhkan gelas yang dia pegang. Anggur tumpah ke karpet bulu.
Tidak ada yang berbicara, untuk beberapa saat suasana menjadi hening. Sampai akhirnya pemimpin pasukan Barbarian itu memberanikan dirinya untuk bertanya, "Genjatan senjata? Yang Mulia, adikku adalah seorang yang ahli. Dia tidak mungkin mati secepat ini. Ini bahkan baru beberapa hari!"
Li Jin mengerutkan keningnya, alinya tampak menyatu, jelas bahwa dia tidak suka dengan pertanyaan dari Zhao Shiming, "Jenderal Zhao, mati di medan perang adalah suatu kebanggaan tersendiri. Panglima Zhao mengorbankan dirinya untuk Tang, aku yakin Yang Mulia Kaisar akan segera membalas jasanya."
Senyuman ceria telah lama sirna dari wajah Jenderal Zhao yang perkasa. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi selama beberapa saat.
Wei Xiao Yue, "Yang Mulia, lalu di mana jasad panglima perang Zhao?"
"Aku dengar tubuhnya disimpan di sebuah peti kayu dengan es di dalamnya. Kita tidak bisa membakar sesuatu di sini, lagi pula, kita masih harus berfokus untuk serangan berikutnya. Siapa yang akan repot-repot mengurusi orang meninggal?" Kata Putra Mahkota negeri Tang Agung.
Wei Xiao Yue memejamkan matanya, di dalam hatinya dia mengutuk, "Tidak bisakah kau menjaga mulutmu Putra Mahkota? Nenek moyangmu mati-matian untuk berusaha berdamai dengan suku Barbar. Jika sampai hal ini….."
"Xiao Yue! Jenderal Zhao pergi." Kutukan Wei Xiao Yue pada Putra Mahkota segera berakhir begitu Ouyang Yuze yang duduk di sampingnya mencubitnya.
Wei Xiao Yue baru saja akan bangkit dan meninggalkan perjamuan, tetapi untuk kali kedua, dia kembali mendengar ucapan Putra Mahkota Li Jin yang tidak berguna tapi menyakitkan hati pendengarnya.
"Kenapa dengannya? Dia tadi baik-baik saja? Apa karena adiknya?! Dia terlalu berlebihan." Kata Li Jin.
Putra Mahkota itu baru saja akan meminum anggurnya, tapi sebelum hal itu terjadi, Wei Xiao Yue sudah terlebih dahulu berdiri dan berkata, "Manusia adalah kumpulan daging. Ada daging yang dinamakan hati. Jika seseorang mengatakan sesuatu yang menyakitkan…."
Wei Xiao Yue menatap Putra Mahkota Li Jin, "….maka daging bernama hati itu juga akan merasakan sakit. Hal yang sama berlaku jika seseorang yang teramat kita sayangi meninggalkan kita."
Putra Mahkota Li Jin tidak jadi meminum anggurnya. Dia meletakkan cangkir anggur dengan suara agak keras, cukup untuk membuat orang-orang yang ada di dalam tenda ketakutan. Tapi itu tidak berlaku pada Wei Xiao Yue.
Li Jin menyeringai, "Apa maksud dari kata-katamu Jenderal Wei Xiao Yue?!"
Ouyang Yuze tidak mau masalah membesar, jadi dia hanya bisa menarik-narik pakaian Wei Xiao Yue, berharap bahwa sahabatnya itu mau duduk dan menelan kembali amarahnya. Tapi apa yang dilakukan oleh Wei Xiao Yue itu adalah hal yang mustahil!
Wei Xiao Yue melepaskan tangan Ouyang Yuze, dia bahkan keluar dari barisan tempat duduknya. Jenderal Wei Junior juga tersenyum saat dia mengatakan hal ini, "Yang Mulia Putra Mahkota Li Jin, Yang Mulia adalah seorang yang terpelajar. Sastra, ilmu bela diri, konfusius, dan semua ilmu yang ada di dunia ini, Yang Mulia pasti mengetahuinya. Jadi…."
Wei Xiao Yue, "….Yang Mulia pasti tahu apa maksud dari ucapanku."
Wei Xiao Yue tiba-tiba membungkuk, "Maaf Yang Mulia, sahabatku tengah berduka, jadi aku tidak bisa tinggal lebih lama di tenda mewah ini." Ada penekanan saat Wei Xiao Yue mengucapkan kata 'tenda'. Dia melanjutkan, "Berada di tengah-tengah udara dingin bersama kawan akan jauh lebih baik, jika dibandingkan berada di tempat hangat bersama seorang…."
Wei Xiao Yue meneruskan ucapannya di dalam hati, "….Orang sepertimu!"
Begitu selesai mengatakan kalimat ambigu itu, Wei Xiao Yue bergegas pergi dari tenda. Bahkan sebelum Wei Xiao Yue sampai di pintu keluar tenda, dua dari dua suku besar lainnya, Jenderal Kavaleri Qidan, Shen Guang Bi dan pemimpinan pasukan Gaogoili dari suku Gao, Gao Xian Zhi, juga berdiri. Keduanya membungkuk lalu kemudian mengikuti Wei Xiao Yue. Disusul oleh Ouyang Yuze dan Lin Bo.
Melihat satu persatu orang di dalam tenda keluar, kemarahan tidak bisa tidak menyulut di hati Putra Mahkota Li Jin. Dia merasa tidak dihormati oleh para petarung-petarung hebat itu.
"Mereka terlalu angkuh! Mereka pikir siapa mereka?! Berani-beraninya mereka mengabaikan pewaris tahta negeri ini! Liat saja nanti, jika aku sudah berkuasa dan memegang tampuk kekuasaan Tang Agung, aku akan membuat mereka menderita!" Ujar Li Jin tanpa pandang bulu.
Li Jin, "Kasim Yan!"
Li Jin tentu saja tidak serta-merta hanya membawa prajurit dan makanan, dia juga membawa pengasuhnya, kasim Yan. Dan segera setelah suara majikannya itu terdengar, Kasim Yan yang berusia tiga kali lipat dari usia Li Jin itu segera berlari ke arah sang majikan.
"Ya, Yang Mulia." Ujar Kasim Yan.
"Bawakan aku lebih banyak anggur!" Li Jin tiba-tiba mengisyaratkan pada Kasim Yan untuk mendekatkan kepalanya pada Li Jin. Li Jin terlihat berbisik di telinga Kasim Yan. Entah apa yang dibisikkan oleh Putra Mahkota Li Jin, tapi ekspresi wajah Kasim Yan telah lama berubah memucat.
Kasim Yan tidak bisa tidak khawatir, dia segera berkata, "Yang Mulia, ini…ini, kita sedang berada di luar ibukota. Bersabarlah Yang Mulia, kita…."
"Tutup mulutmu! Dan lakukan apa yang aku katakan?!" Li Jin meraung, "Apakah kau juga akan membuat masalah seperti mereka