God's Blessing for the Crown Prince

1425 Words
Tang Agung (The Great Tang), tahun ke-22 pemerintahan Kaisar Li Wei   Pada bulan ke delapan di hari ke lima, akan selalu ada hadiah yang datang ke Fu milik seorang pemuda tampan dan cerdas bernama Baili Qing Shi. Dua puluh dua tahun yang lalu dihari yang sama, Baili Qing Shi dilahirkan ke dunia, tetapi pada hari itu juga dia terpisah dari kedua orangtuanya. Bukan terpisah lebih tepatnya, tapi dibuang oleh orangtuanya. (Fu: Rumah tradisional China yang menjadi tempat tinggal keluarga bangsawan. Kediaman yang cukup besar dan bisa menampung banyak orang.)   Baili Qing Shi bangun, dan keluar dari kamarnya. Begitu dia membuka pintu kamarnya, seketika itu pula dia disambut oleh tumpukan hadiah yang menunggunya. Seorang pelayan tua bernama pelayan Wang berkata dengan suaranya yang serak, “Tuan muda, yang mulia permaisuri mengirimkan semua hadiah ini untuk tuan muda. Ini semua berasal dari istana. Selamat ulang tahun tuan muda."   Baili Qing Shi melihat tumpukan hadiah itu, dan tidak mengatakan apa-apa. Mengabaikan tumpukan hadiah seolah-olah mengabaikan lalat yang hinggap di hidung orang lain. Melihat ekspresi muram sang tuan, pelayan Wang kembali berkata, "Dan yang disebelah sini adalah hadiah dari klan Liu."   Mendengar ucapan pelayan tuanya itu, Baili Qing Shi sepertinya tidak benar-benar bahagia. Jika seseorang akan menantikan hari kelahirannya dan hari ulang tahunnya, maka tidak dengan Baili Qing Shi. Pemuda tampan itu akan selalu murung di hari dimana dia dilahirkan itu.   Kembali melihat tumpukan hadiah itu, Baili Qing Shi mencibir, "Paman Wang, bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk mengatakan pada Yang Mulia Permaisuri untuk tidak mengirimkanku hadiah lagi. Aku benar-benar tidak membutuhkan semua ini. Kembalikan semua ini!"   Alasan dibalik tidak sukanya Baili Qing Shi dengan semua hadiah itu bukan karena barang yang dikirim oleh Permaisuri itu tidak memenuhi kriterianya, tetapi masalahnya ada pada sang pengirim, yaitu Permaisuri itu sendiri.   Permaisuri Liu Lishu adalah permaisuri negeri Tang Agung. Sama seperti arti namanya, sang Permaisuri memiliki kecantikan yang luar biasa. Dia adalah orang yang selalu mengirimkan banyak hadiah untuh Baili Qing Shi, karena sejatinya dia juga adalah ibu kandung dari Baili Qing Shi.   (刘: Liu berarti Willow, 丽姝: Lishu bearti Beautiful Woman)   Baili Qing Shi hanya mengetahui fakta ini, tapi dia benar-benar tidak mengetahui bagaimana rupa dari ibu kandungnya itu. Hal itu terjadi karena sejak di hari kelahirannya, Baili Qing Shi harus terpisah dari ibu kandungnya itu. Atau lebih tepatnya dibuang dan dipisahkan dari keluarganya sendiri.   */ FLASHBACK Musim dingin, 22 tahun yang lalu, bulan ke delapan, hari ke lima (Tahun ke-2 pemerintahan Kaisar Li Wei)   Tepat di bulan kedelapan di hari kelima, Kaisar Li Wei tengah menantikan kelahiran anak pertamanya dari permaisuri Liu Lishu. Siapa yang menyangka bahwa Kaisar Li Wei akan benar-benar antusias untuk menantikan kelahiran anak dari wanita yang tidak pernah dia cintai selama ini? Permaisuri Liu Lishu adalah wanita yang berasal dari klan yang memiliki kekuatan di istana. Ayahnya adalah seorang Marquis yang juga memiliki setengah dari kekuatan militer yang dimiliki oleh kekaisaran Tang Agung. Sedangkan ibu permaisuri Liu adalah putri kedua kekaisaran. Jadi bisa dikatakan bahwa permaisuri Liu Lishu masihlah kerabat dekat kaisar Liu Wei.  Karena dua hal inilah Kaisar Li Wei benar-benar tidak menyukai Klan Liu.   Alasan mengapa Kaisar Li menjadikan permaisuri Liu sebagai permaisurinya, adalah karena perintah kakeknya sendiri, yang juga adalah mantan Kaisar terdahulu. Jika bukan karena perjodohan itu, maka permaisuri Kaisar Li Wei pasrti bukanlah permaisuri Liu melainkan selir Mo Yun. Tahta sang kakek juga tidak akan pernah jatuh ke tangan Kaisar Liu sekarang jika dulunya dia menolak perjodohan ini.   Menikah dengan orang yang tidak dicintai membuat Kaisar Li Wei benar-benar membenci permaisuri Liu. Tetapi disuatu hari, sang Dewa benar-benar membalikkan keadaan.  Satu setengah tahun sebelum kehamilan permaisuri Liu di umukan, negeri Tang tengah dilanda wabah penyakit dan membuat Kaisar Li Wei sakit kepala. Sang kaisar menumpahkan semua rasa lelah dan juga penatnya itu pada alkohol. Hingga sang kaisar yang mabuk itu akhirnya melakukan suatu kesalahan, dan permaisuri Liu akhirnya mengandung. Kaisar Li Wei sebelumnya ingin menggugurkan kandungan yang ada di perut permaisuri Liu, tetapi hatinya tiba-tiba berubah ketika dia bermimpi menggenggam tangan seorang anak laki-laki. Hingga bahkan perut permaisuri Liu membesar, janin itu sama sekali tidak pernah ingin dimusnahkan lagi oleh Kaisar Li Wei.   Dewa menjadi semakin baik pada Permaisuri Liu, cinta Kaisar Li juga perlahan-lahan tumbuh untuk permaisuri Liu. Hingga di hari kelahiran sang anak, Kaisar Li Wei benar-benar menantikan kedatangan bayinya itu ke dunia.   "Yang Mulia, Putra Surga telah lahir ke dunia. Selamat Yang Mulia, Yang Mulia mendapatkan Putra Mahkota." Kasim Song menyampaikan berita dari tabib istana kepada Kaisar Li.   (Putra surga (Son of Heaven), adalah julukan yang biasanya ditujukan pada Kaisar. Karena putra yang lahir itu adalah putra mahkota, maka dia juga mendapat julukan ini.)   Dan betapa senangnya Kaisar Li Wei ketika dia mendapatkan bayi laki-laki yang nantinya pasti akan menjadi penerusnya.   Di hari ke lima di bulan kedelapan, Kaisar dan Permaisuri mendapatkan kebahagiaan, tetapi dihari itu juga awal kemalangan sang Kaisar, Permaisuri dan juga Putra Mahkota bermula.  Peramal istana, tiba-tiba memberitahu pada Kaisar Li Wei bahwa putra mahkota yang baru saja lahir akan membawa dampak buruk untuk tahta dan juga rakyatnya. Karena kelahiran putra mahkota menunjukkan bintang yang dalam perhitungan Cina adalah bintang kesialan, jadi peramal istana itu menganjurkan pada Yang Mulia Kaisar untuk menyingkirkan sang putra mahkota. Betapa Kejamnya!   Kaisar sebagai seorang ayah, tentu saja tidak menginginkan hal ini. Tetapi jika ramalan dari peramal itu benar, maka nasib buruk akan benar-benar menimpanya. Jadi Kaisar Li Wei lebih memilih untuk mempertahankan tahta dan juga rakyatnya, dan dengan terpaksa menyingkirkan sang putra mahkota yang baru saja lahir ke dunia. Permaisuri Liu tentu saja tak kuasa menahan tangisnya, "Tidak! Anda tidak boleh melakukannya Yang Mulia Kaisar! Itu semua bohong! Dia darah daging kita, dia Putra Mahkota! Yang Mulia, aku mohon padamu.."   Hati ibu mana yang tidak sakit ketika ia mengetahui bahwa bayi yang baru saja dilahirkannya itu akan segera dibunuh. Permaisuri Liu seperti orang yang telah kehilangan akal sehatnya, ia meraung dan memohon pada Kaisar Li Wei untuk mengubah pemikirannya. Tetapi keputusan Kaisar Li Wei benar-benar sudah bulat.  Tepat di hari kelahiran sang putra mahkota itu juga, Kaisar Li Wei memutuskan untuk menyingkirkan sang darah daging.   "Tidak! Putraku…, jangan sentuh putraku! Aku akan menghukum kalian semua!" Permaisuri Liu meronta-ronta.   Di depan matanya sendiri, permaisuri Liu menyaksikan bayi yang baru saja dilahirkannya itu diracun oleh racun yang akan merusak organ-organ mungilnya. Tidak sampai disitu saja, bayi yang baru saja dilahirkannya itu kemudian dibuang di tengah salju yang dingin. Menyaksikan hal yang mengerikan terjadi pada bayinya, permaisuri Liu langsung jatuh pingsan tidak sadarkan diri   *_   Dewa selalu memberkati Putra Mahkota yang malang.   Beruntung bagi putra mahkota yang baru saja dibuang itu, tubuhnya begitu ingin hidup dan melihat dunia, sehingga dia tidak mati. Putra mahkota kecil kemudian dibawa oleh seorang Jenderal yang tidak lain dan tidak bukan adalah sahabat baik dari ayah permaisuri Liu, Jenderal Wei Su.  Jendral Wei Su secara diam-diam menyelamatkan putra mahkota dan mengobatinya hingga putra mahkota berhasil diselamatkan.   Hingga beberapa bulan telah berlalu, Jenderal Wei akhirnya memberitahu permaisuri Liu tentang kebenaran ini. Dan permaisuri Liu yang mendengar hal ini akhirnya bisa bernafas lega, setidaknya darah dagingnya masih hidup.   "Aku berhutang budi padamu Jenderal. Jika bukan karenamu, putra mahkota pasti tidak akan pernah hidup. Kau harus merahasiakan hal ini." Permaisuri Liu diliputi rasa haru, "Aku benar-benar berhutang budi padamu. Aku akan berusaha membayarnya di kehidupan ini." Permaisuri Liu tidak bisa menahan air mata bahagianya. Ia benar-benar bersyukur bahwa Jendral Wei masih benar-benar peduli padanya.   "Yang mulia permaisuri tidak perlu khawatir, Marquis selalu menolongku dulu. Jadi aku harus membayarnya sekarang. Putra mahkota berhasil diselamatkan, tetapi racun yang sudah masuk kedalam organ-organnya mungkin akan susah untuk sembuh." Jenderal Wei menggeleng-gelengkan kepalanya dengan putus asa, "Tabib yang mengobati Putra Mahkota mengatakan bahwa racun itu akan kambuh setiap tahun. Entah itu kapan terjadi, tetapi selama hamba bernapas, hamba pasti akan mencari obatnya mulai sekarang."   "Putraku yang malang, aku benar-benar ibu yang tidak berguna! Tapi Jenderal, aku juga akan diam-diam mencari tahu obat untuk putraku itu. Aku hanya bisa mengandalkanmu dalam hal ini." Permaisuri berkata dengan bersungguh-sungguh.   Permaisuri Xianmu tiba-tiba mengeluarkan sebuah benda dari laci mejanya. Itu adalah token militer yang sebelumnya dimiliki oleh Marquis Liu, ayah permaisuri Liu Lishu. Melihat token berharga yang bisa mengancam Kaisar itu, Jenderal Wei tidak bisa tidak bergidik. “Ini.” Permaisuri Liu memberikan token itu pada Jenderal Wei. Jenderal Wei tampak sangat terkejut, “Yang mulia…, ini..” “Ayahku memberikannya padaku, dia takut Yang Mulia Kaisar akan melakukan sesuatu pada Klanku, jadi ayah mempercayakan benda ini padaku. Aku yakin Jenderal pasti sudah tahu kegunaan benda ini.” Permaisuri Liu berkata dengan sungguh-sungguh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD