Hari-hariku kembali berjalan normal seperti biasa. Berkutat dengan tugas sebagai ibu rumah tangga, pekerjaan di kantor dan segala t***k bengek mengurus Abi yang kini sudah masuk sekolah dasar. Tak terasa sudah setahun aku menetap di sini. Sudah begitu banyak cerita suka dan duka yang terjadi. Posisiku di kantor bukan lagi sebagai sekretarisnya Fatir. Aku naik jabatan menjadi manajer keuangan. Aku bertugas mengatur dan mengawasi semua aliran kas perusahaan. Kesibukan itu membuat gairah hidupku kembali menyala. Ada gelora semangat saat melihat matahari pagi, seakan mentari menantangku untuk menaklukkan hari ini. “Huft....” aku menghela napas panjang. Rapat kali ini berlangsung cukup alot. Pasalnya lokasi pembangunan kantor cabang baru masih bermasalah. Hal itu terkait kepemilikan tanah ya