Bab 19. Mencair

1268 Words

“Hanya itu yang kamu makan? Bisa pesan yang lain kalau mau, aku yang bayar.” Sungguh butuh usaha yang begitu luar biasa, untuk hanya sekedar memulai percakapan. Walaupun responnya tidak memuaskan, hanya jawaban singkat dengan ekspresi tidak ramah. Sadar bahwa ia telah membuat kesalahan tadi pagi, dengan tidak memberinya kesempatan membela diri, Anjas butuh usaha lebih keras untuk memperbaiki keadaan. “Terima kasih, Pak. Saya sudah kenyang.” tolak Maureen, usai menghabiskan satu mangkok mie dengan cepat agar bisa segera menghindar Anjas. “Saya buru-buru, Pak. Saya duluan ya,” Maureen beranjak dari tempat duduknya, membawa mangkuk kosong ke arah Bu Jum. “Bu, saya sudah selesai.” ucapnya. “Mau langsung pulang, Ren?” tanya Bu Jum, menerima mangkok pemberian darinya. “Iya.” Maureen mer

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD