Devan turun dari mobil dengan tergesa. Lelaki itu tak kuasa menahan tangis sejak perjalanan tadi. Ingatannya tentang darah di gaun istrinya membuat pikirannya menjadi buruk. Sehingga dirinya tidak bisa berpikir jernih. Untung saja ada Erik yang menemani. Lelaki itu ikut meninggalkan pekerjaan demi menyetir mobil Devan. Dia tahu jika teman sekaligus bosnya itu sedang dalam kondisi yang buruk. Sesampainya di rumah sakit, Devan langsung berlari ke dalam. Bisa dia lihat, ranjang dorong yang membawa tubuh Elaine mulai masuk ke dalam ruang UGD. Dia mempercepat langkah kakinya berlari untuk menyusul sang istri. "Dok, tolong selamatkan istri dan calon anak saya!" pinta Devan memelas saat berpapasan dengan dokter yang akan menangani Elaine. "Tenang, Pak. Kami akan berusaha sebisa mungkin,"