"Maaf ya, Kak?" Aku kembali memeluknya dari belakang. Om Redi mendesah kuat, ia membalikkan badan menghadapku, menatap dengan sorot jengkel. Disentaknya napas. "Kau ni bohongi kakak kau ni. Kau hianati kakak jangan-jangan." Tatapnya penuh selidik. Aku menggelengkan kepala. "Enggak, Kak, aku gak hianati kakak. Emangnya aku gak mikirin Raja, apa? Sembarangan bilang, deh. Aku sayang sama Raja juga kakak." "Buktinya, pejantan tu kau namai Siti, biar tak ketahuan kakak, kan?" Ia memicingkan sebelah mata curiga. Aku lagi-lagi menggeleng. "Aku ngelakuin itu biar kakak gak salah pa-haaam. Kalau dinamai Reno, nanti kakak akan mikir yang gak-gak karena aku nyimpen nomer Kak Reno di HP-ku." "Kau beri nama Siti malah kakak ni curiga! Kesal benar kakak ni! Kesal pada kau!" "Aku minta maaf." Aku m