Putri melongok dari jendela. Dia mengernyit heran. "Maksud Om apa?" "Maksud aku, kau naik sinilaah! Aku kawal kau ke Jakarta. Cepatlah turun!" Putri melebarkan mata tak percaya. Aku mengklakson-klakson dengan tak sabar. Kuhela napas saat akhirnya dia turun membawa plastik berisi jajanan. "Mana tas kau? Kenapa tak kau bawa sekalian lah?" Aku melajukan mobil di belakang bus. "Om seriusan mau ikut ke Jakarta?" Dia malah bslik tanya, wajahnya terlihat sangsi. "Ya lah, kau kira aku bercanda, apa?! Nanti bisa-bisa kau pegang-pegangan sama si cecunguk itu!" Aku meluapkan kekesalan. Putri menggelengkan kepala. "Pikiran Om terlalu berlebihan." Dia tatap aku dengan wajah jengkel. "Om pasti berprasangka buruk padaku hanya gara-gara aku hampir tidur sama Rizal dulu. Kenyataannya, aku masih gadis