Minggu Pagi 2

1090 Words

Melati mengangguk dan mencerna semua kalimat-kalimat Budhe Tami yang panjang lebar. Dia bisa memahami masukan dari sang budhe. Namun, apa pantas ia bersama Saga? Laki-laki itu berhak mendapatkan perawan, bukan perempuan bekas orang seperti dirinya. Terlebih bekas kakak Saga sendiri. "Pikirkan yo, Nduk," ucap Budhe Tami lagi sebelum tidur. "Njih, Budhe. Sekarang Budhe istirahat saja." "Yo." Hingga tengah malam Melati belum bisa tidur. Sosok Saga dan ucapannya tadi masih terngiang di telinga. Perasaannya campur aduk. Hingga bulir bening jatuh dari sudut matanya. Jujur saja, dia pernah merasakan jatuh hati pada teman masa kecilnya itu. Namun melihat Saga yang bersikap biasa saja dan hanya menganggapnya seperti teman-teman yang lain, Melati tahu diri. Hingga suatu ketika Akbar mendekati,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD