Happy Reading. Ishika sejak tadi berdiri di depan pintu agak masuk ke dalam. Dia tak tahu kenapa dia memilih tetap berdiri di situ, memperhatikan Vanessa dan Yolla yang asyik mengobrol. Sebagian dari dirinya ingin melangkah pergi, tapi ada sesuatu yang membuatnya ingin terus melihat. “Kenapa aku nggak pernah dapat kebahagiaan itu, kenapa harus Yolla!” Ishika akhirnya menguatkan hati dan melangkah ke meja resepsionis. Ada yang lebih penting dari memandang Yolla dan Vanessa yang terlihat akrab. “Permisi, saya mau melamar pekerjaan. Saya lihat ada iklan lowongan di sini,” katanya dengan nada pelan. Resepsionis itu tersenyum profesional. “Oh, tentu. Anda bisa menunggu sebentar. Kami akan memanggil manajer untuk berbicara dengan Anda.” Sambil menunggu, Ishika mencoba duduk di kurs