Meida membulatkan mata melihat 20 panggilan tidak terjawab dari sang suami. Dia segera menghubunginya kembali saat Willi masih menyelesaikan pergatian ban. “Hallo, Kak?” “Alihkan ke video call.” Meida segera melakukannya. Intonasi bicara Jarvis terdengar menyeramkan, pria itu sepertinya dalam tekanan. “Kakak baik-baik aja ‘kan?” “Kamu dimana itu?” tanya Jarvis, wajahnya saja terlihat menakutkan. “Ini di pinggir jalan. Ban punya Destina pecah, jadi dibantu sama temen ganti dulu. Tuh.” Memvideokan Destina yang memberi instruksi pada Willi. “Kenapa?” “Hmmm…. Pake mobil punya kamu aja, Sayang. Nanti yang itu diderek. Kamu masa mau kepanasan disana?” kali ini ekspresi wajahnya lebih tenang. “Gak papa, bentar lagi selesai kok. Itu yang bantu kakak tingkat aku waktu di kampus, Kak. Jadi kit