Tapi melihat wajah sang istri yang begitu bersemangat, Jarvis tidak tega mengajaknya pulang lagi. Perempuan itu memimpin langkah, mengetuk pintu berulang kali. “Mungkin nenek kamu udah budeg. Jadi. Gak denger.” Meida ingin marah, tapi benar juga perkataan Jarvis. Mana berani dia memarahi Jarvis, dia mengatakan itu dengan wajahnya yang polos. “Kenapa liatin kayak gitu?” tanya Jarvis dengan santainya. “Sini, mungkin aja ada di belakang.” Mengikuti langkah Jarvis yang memimpin. “Berhenti, ada ulat. Kita lewat sini aja.” “Injek aja gak papa. ulat bulu itu gak bagus,” ucap Meida mendahului, dia menginjak ulat itu mengabaikan Jarvis yang sampai menahan napasnya. “Permisi….” Benar saja, di bagian belakang rumah ada papan kayu dimana seorang wanita tua sedang menjahit disana. Mata Meida meme