Dia mau apa

1059 Words
Raden Sagara sangat pusing mencari keberadaan keponakannya karena orang-orang yang berhasil ia temui mengatakan, jika Adik kandungnya yang kabur dari rumah bernama Krisna Sagara itu, telah menikahi perempuan yatim piatu dan telah memiliki seorang anak. Meninggalnya Krisna menjadi pukulan berat bagi keluarganya, apalagi Krisna telah membatalkan pertunangannya dengan rekan bisnis keluarganya demi perempuan yang ia cintai, hingga membuat ia kerepotan. Sejak dulu Raden sangat tidak suka keluarganya mencoba ikut campur urusan pribadinya dan itu, membuatnya memilih untuk tinggal diluar rumah, alih-alih tinggal di satu atap dengan keluarga besarnya. "Fahmi," panggil Saga kepada sekretaris pribadinya. "Iya Pak," ucap Fahmi. "Kamu sudah mendapatkan informasi dimana keponakan saya?" Tanya Saga. Sudah lima tahun ia mencari keberadaan keponakannya itu, tapi sampai saya ini ia belum juga menemukan tanda-tanda keberadaanya. "Sudah Pak, saya sudah mendapatkan titik terang Pak dan yang paling mengejutkan Pak, adik perempuan istri mendiang Pak Krisna itu bekerja di perusahaan kita Pak," ucap Fahmi membuat Saga mengerutkan dahinya. "Siapa?" Tanya Saga penasaran. "Bu Olivia Jenaka Pak," ucap Fahmi membuat Saga terkejut. Perempuan yang tadi sedang bergosip dan mengatakan atasannya menyukai d**a montok, ternyata adalah adik dari istri adiknya. "Bapak baru saja memerintahkan Bu Oliv untuk membuat perencanaan yang harusnya diselesaikan minggu depan dan hari ini harus selesai," ucap Fahmi mengingatkan hukuman yang telah Saga berikan kepada permepuan itu. "Keponakan Bapak saat ini ada bersama Bu Oliv, Pak," ucap Fahmi. "Kamu panggil dia! Minta dia ke ruangan saya sekarang juga!" Perintah Saga. "Bagaimana dengan ibu Anin Pak, beliau telah menunggu Bapak sejak tadi," jelas Fahmi membuat Saga geram, karena perempuan itu terus saja mencoba mendekatinya setelah gagal menikahi rekan bisnisnya Ibra Kertanegara. "Usir saja!" Ucap Saga. "Baik Tuan," ucap Fahmi dan ia melangkahkan kakinya keluar dari ruang ini. Fahmi mendekati sosok perempuan cantik yang seksi yang sejak tadi menjadi bahan pembicaraan karyawan perempuan di Sagara grup. Apalagi Raden Sagara terkenal dingin dan selama ini tidak terdengar memiliki kekasih, tapi memang banyak sekali perempuan yang mencoba mendekati Raden Sagara selama ini. "Maaf Bu, Pak Saga menolak untuk bertemu karena beliau sangat sibuk!" Ucap Fahmi. "Kapan dia bisa ditemui?" Tanyanya dengan nada kesal. "Saya tidak bisa memastikannya karena tadi kata Pak Saga, beliau meminta saya untuk mengusir Anda!" Ucap Fahmi. "Saya mau tetap menunggu disini sampai Saga mau bertemu dengan saya!" Ucap Anin dingin. "Maaf Bu, kalau Pak Saga sudah mengatakan seperti itu, beliau tetap tidak akan mau bertemu dengan anda!" Ucap Fahmi membuat Anin kesal dan ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Fahmi yang hanya bisa menghela napasnya. Sejak satu bulan yang lalu, perempuan bernama Anin ini berusaha mengejar atasannya ini, apalagi bagi seorang perempuan matre seperti Anin, Saga adalah tangkapan yang sangat besar untuk menunjang karirnya. Fahmi kemudian melangkahkan kakinya mendekati kubikel para karyawan divisi pemasaran dan ia melihat perempuan cantik, yang telihat lucu dan ceria diberbagai kesempatan itu sedang sibuk dengan setumpuk file, yang harus ia kerjakan. "Bu Oliv," panggil Fahmi, membuat Olivia mengangkat wajahnya menatap sosok Fahmi yang merupakan sekretaris Raden Saga. "Iya Pak," ucap Olivia. "Begini Bu, Pak Saga meminta Ibu untuk segera menemui beliau!" Ucap Helmi. Jantung Oliv berdetak dengan kencang, jangan-jangan ia akan dipecat karena ucapannya tadi, membuat Raden Sagara marah besar padanya. 'Astaga mati gue...ini benar-benar karena mulut semuanya jadi berantakan,' Batin Oliv kesal dengan kecerobohannya. "Pak Fahmi memangnya ada apa ya?" Tanya Oliv dan ia menelan ludahnya membuat beberapa karyawan lainnya, menatap Olivi dengan tatapan sendu. Mereka ikut prihatin jika nanti Oliv dipecat dan mereka harus bersiap kehilangan Olivia jenaka, sang pembawa keceriaan disetiap mereka berkumpul. "Saya hanya menyampaikan keinginan Bapak yang meminta saya agar Mbak Oliv menemui beliau sekarang!" Ucap Helmi. "Oke," ucap Oliv dan ia segera bediri, lalu ia melangkahkan kakinya menuju ruangan Raden Sagara. Fahmi membantu membukakan pintu ruangan Raden Sagara dan ia mempersilahkan Oliv untuk masuk kedalam ruangan ini. Saga menatap sosok perempuan tengil yang melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangannya. Ia telah mendengar bagaimana sepak terjang seorang Olivia Jenaka, yang sering kali bergosip dikantornya ini dari cctv miliknya, bahkan ia tidak menyangka jika gosip yang mereka katakan ternyata gosip mengenai dirinya. Jika bukan karena keberadaan keponakannya, ia tidak akan mengajak perempuan tengil ini berbincang padanya. "Selamat Pagi Pak ada yang bisa saya bantu?" Tanya Oliv dan ia menatap sosok tampan itu dengan tatapan penasaran. 'Astaga muka kayak p****t bayi mulus banget, bibir nge pink gitu dan minta diemouttt, gila lo Liv pengen aja ngemut bibir tu orang. Ini karena efek nonton dracin jadi otak gue kayak udah ngeres banget,' Batin Olivia Jenaka. "Jenaka," panggil Saga. 'Woi...nama gue jelas-jelas nama depannya Oliv, kenapa nih orang manggil gue Jenaka,' Kesal Olivia. "Iya Pak, tapi Pak kalau boleh protes panggil nama saya itu Oliv, Pak bukan Jenaka!" Pinta Olivia. "Saya lebih suka panggil kamu Jenaka," ucap Saga dan ia menatap Olivia dengan tatapan dingin, hingga tubuh Oliv menjadi merinding. 'Gila auranya kayak singa kerasukan iblis, ini orang mau melahap gue kayaknya astaga," Batin Olivia kesal. "Yaudah terserah Bapak," ucap Olivia pelan dan. Ia mengerjapkan kedua matanya, seolah menunggu apa yang diinginkan laki-laki tampan beraura rawww yang ada dihadapannya ini. "Kamu tinggal di mana?" Tanya Saga. 'Aduh gile ni Bapak kayak mau pdkt sama gue, memang benar punya wajah cantik begini harus hati-hati, gimana kalau tiba-tiba dia kayak Manajer pemasaran yang pernah kasih memo ke gue minta gue jadi teman tidurnya,' Batin Olivia. Sampai saat ini Oliva berpura-pura tidak tahu mengenai memo yang tiba-tiba ada diatas meja kerjanya itu. Tidur bersamanya satu malam, itu tidak akan pernah terjadi karena selama ini ia pun bukan penganut free s*x dan ia hanya perawan ting-ting, namun memiliki seorang anak. "Jawab pertanyaan saya! Kamu tinggal di mana?" Tanya Saga kesal dengan perempuan yang ada dihadapannya ini. "Saya ini ibu tanpa suami dan memilik satu anak Pak, tidak berniat menjadi simpanan orang kaya," ucap Olivia membuat Saga menghela napasnya. "Saya tanya rumah kamu, bukan minta kamu jadi simpanan saya!" Ucap Saga kesal. "Lagian kamu bukan tipe saya," ucap Saga mengeraskan rahangnya, membuat Fahmi yang mendengar pembicaraan mereka menghela napasnya. 'Iya gue tahu Bapak yang tampan, lo sukanya perempuan berdadda besar dan berpantat montok,' Batin Olivia. "Loh...kenapa mesti tanya rumah saya Pak? kayak Bapak pengen main gitu ke rumah saya," ucap Oliv kesal. "Saya memang mau pergi ke rumah kamu!" Ucap Saga. Baru kali ini ia menemui perempuan aneh yang suka bicara seenaknya, biasanya para perempuan akan mencoba menarik perhatiannya dengan berkata lembut bahkan merayunya secara terang-terangan, tapi tidak dengan perempuan ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD