Gibran mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja bar. Memandang Galih yang sibuk dengan masakannya dan masih mengacuhkannya. "Gue serem dilihatin loe dari tadi. Loe kayak cowok hombreng lagi lapar pengen nganu." Komentarnya. Gibran seketika terbelalak dan hendak melempar Galih dengan sesuatu. Sayangnya meja itu kosong, tidak ada yang bisa ia lemparkan selain gelas minumannya sendiri. "Sialan! Gue normal, seratus persen." "Gitu ya? Ya gue ragu aja. Secara dah bertahun-tahun loe jomblo. Siapa tahu loe udah gak lurus lagi." Komentar Galih lagi. Pria itu kini berjalan menuju ruang tengah dengan membawa makan malamnya. "Jadi, loe lihatin gue loe mau apa? Perlu apa? Mau minjem duit sama gue? Berapa? Satu Em, dua Em, tiga Em?" "Duit buat apa?" Galih mengangkat bahu lagi. "Ya, mungkin buat opl