bc

I love you Bigboss

book_age16+
5.8K
FOLLOW
46.1K
READ
love-triangle
sweet
first love
friendship
school
like
intro-logo
Blurb

Bagaikan kucing dan tikus, setiap bertemu kedua orang ini pasti selalu bertengkar. Keluar masuk ruang BP adalah rutinitas keduanya.

Hanindya raihana syahira dan Arsentio Airlangga Wijaya. Dua pasang most wanted yang banyak di gilai lawan jenis mereka satu sekolah.

Pada suatu ketika sekolah mereka mengadakan kegiatan study tour untuk kelas XII ke sebuah pulau terpencil. Di situ ada sebuah kejadian di mana Hanin dan Arsen tersesat di dalam hutan belantara. Keduanya menghabiskan waktu 6 hari 7 malam dengan saling membutuhkan satu sama lain.

Akankah Arsen dan Hanin bisa menjalani berbagai rintangan dengan kompak, atau mereka akan terus-terusan bertengkar dan saling membenci.

Mungkinkah benih cinta bisa tumbuh perlahan?

chap-preview
Free preview
Kucing dan Tikus
Kamu bagaikan matahari dan aku malamnya, saling berhubungan, melengkapi, namun tak akan pernah mungkin di satukan ~~¤¤¤~~ "Dia duluan bu, tadi pagi dia isengin saya ngumpetin celana saya di ruang ganti pas abis jam olah raga," "Apaan sih lo maen nuduh aja," "yee.., coba aja liat cctv, gw sih ga masalah kalo emang lo mao liat, tapi lo yakin mau liat," "Huweeeekkkk, najis!" "eum, kalo lo liat nagihin tau," "idiiihhhh bu susiii, denger aja tuh manusia mesum kayak gitu, gw mah jijik," Brakkk!! "kalian itu enggak pernah ada akur-akurnya, mau sampe kapan coba, kalian itu harus hati-hati, saling benci itu ujungnya jatuh cinta, ngerti gak," "ENGGAK!" --- Arsentio Airlangga Wijaya dan Hanindya Raihana Syahira, musuh bebuyutan yang ada di SMA PELITA HARAPAN Jakarta. Setiap hari selalu saja ada pertengkaran antara keduanya. Siapa yang tidak mengenal Hanin, cewek most wanted di sekolahnya. Cantik, pintar, dan juara bertahan miss prom yang setiap tahun di adakan di sekolahnya. Begitupun dengan Arsen, cowok keren, dan cool abis ini adalah idaman semua siswi, kecuali Hanin. Bahkan sahabat-sahabat Hanin sendiri tergila-gila dengan Arsen, si kapten futsal dan Basket tersebut. Saat ini Hanin dan Arsen sedang berada di ruangan bu Susi. Keduanya di panggil ke ruangan BP karna ulah jail Hanin cs. Pagi tadi Hanin dan ketiga sahabatnya, Lulu, Gina dan Meta berniat mengerjai Arsen di ruangan ganti anak cowok. Setelah bermain basket di jam olah raga Arsen, Rega, Vito dan Adnan langsung masuk ke ruangan tersebut. Berbarengan dengan masuknya Arsen dan para temannya, Hanin yang juga bersama para sahabatnya mulai mengendap masuk ke dalam dan bersembunyi di balik lemari perlengkapan olah raga. Sambil mengintip dari sela-sela kecil Hanin cs memperhatikan Arsen dan yang lainnya saat mereka membuka kaos olah raganya. Dan dari semua yang tampak di depan mata mereka, tubuh yang paling sempurna di miliki oleh Arsen. Otot bisepnya begitu terlihat kokoh, perutnya membentuk kotak-kotak sempurna, membuat semua cewek yang ada di situ ternganga, kecuali... Hanin. "Gin, kondisiin tuh bibir," ucap Hanin berbisik. Saat Arsen dan yang lainnya mulai masuk ke bilik kamar mandi Hanin cs pun memulai aksi mereka. "Si Arsen di dalem sini," bisik Hanin. "Gw pengen ngintip dah!" ucap Gina yang akhirnya mendapat pelototan Hanin. Secepat kilat Hanin menarik celana abu-abu Arsen dan meta ikut menarik celana olah raga yang tersampir di pintu bilik. "Woy.. Siapa yang narik celana gw!" seru Arsen yang menyadari ada seseorang dari luar menarik celananya yang di sampiri di atas bilik kamar mandi. Mendengar teriakan Arsen hanin dan ketiga sahabatnya langsung ngakak dan berlari keluar dari dalam ruang ganti "yeyyyyy, heh big dumb, celana lo gw sita dulu ya," "gila, balikin ga!" "yuhuuu.. Suit.. Suit..," Hanin cs tidak menghiraukan teriakan Arsen dan tawa kikikan dari teman-teman Arsen lainnya yang melihat kejadian itu. Arsen akhirnya meminjam celana olahraga Rega, karna hanya Rega yang memiliki postur tubuh hampir seperti Arsen. Kini Arsen tengah keliling mencari keberadaan hanin dan teman-temannya. Di lihatnya dari kajuhan celana abu-abu dan celana olahraganya tergeletak begitu saja di atas bak sampah. "Asem banget si hanin, berani banget dah tuh bocah masuk-masuk kamar mandi cowok," Arsen menarik kasar celananya. "Gw rasa dia demen ama elo nying," seru vito meledek yang akhirnya langsung mendapat pelototan dari Arsen. "gw harus bales tuh anak, macem-macem dia ama gw," ucap Arsen bermonolog dengan raut wajah yang sulit di artikan. Di lain tempat Hanin dan ketiga sahabatnya, Lulu, Gina, Meta sedang tertawa di atas gudang sekolah. Tempat favorit mereka bertiga di saat jam kosong, ataupun saat keempatnya sedang malas untuk belajar dan memilih bolos. "Mampus si Arsen, biar tau rasa dia, dasar sok kecakepan," ucap Hanin. "kan emang cakep nin," ucap Gina polos dan lagi-lagi mendapat pelototan Hanin. "Itu balesan buat dia karna dia kemaren udah ngumpetin sepatu gw, dan lo-lo semua, iya kan," seru Hanin yang di angguki Lulu, Meta, dan Gina. "Tapi gw yakin dia gak bakalan diem gitu aja, pasti dia bakal kerjain balik kita semua," ucap Lulu. "Nahh, makanya kita kudu atur strategi, jangan sampe kalah insting di banding tuh bocah dungu," "Hahahaha, parah banget deh lo nin," "Iya, orang ganteng gitu di bilang dungu," "Lo tau ga, dia itu anak tunggal pengusaha muda kaya raya lho, bokapnya aja ganteng abis, yang gw tau nyokapnya itu dulu model," seru Gina, namun hanin hanya memutar bola matanya malas mendengar kenyataan itu. Kenyataan di mana dia sebenarnya begitu sangat mengenal sosok Arsen. Pertama kali Hanin mengenal Arsen adalah saat mereka duduk di bangku sekolah taman kanak-kanak. Arsen adalah malaikat penolong Hanin saat itu, di mana Arsen selalu melindungi Hanin saat ada yang membully nya. Hanin yang dulu begitu sangat memuja Arsen. Namun semua berbalik saat mereka lulus sekolah taman kanak-kanak. Arsen dan keluarganya pindah keluar negri. Hanin begitu kehilangan sosok sahabatnya kecilnya itu. Beberapa tahun Arsen tinggal di luar negri, saat memasuki bangku sekolah menengah pertama Arsen kembali ke Indonesia dan sekolah di tempat yang sama dengan Hanin. Namun lagi-lagi kenyataan pahit Hanin terima bahwa Arsen bahkan sudah tidak mengenalinya sama sekali. Hanin kecewa, ia pun bertingkah yang sama seolah tidak mengenal Arsen sama sekali. Dari situlah awal pertengkaran keduanya di mulai. Hanin kerap menjahili Arsen bersama ketiga temannya, begitupun sebaliknya. "Nin, yee... Kok jadi bengong, ayo balik ke kelas, gw rasa si Arsen udah masuk juga ke kelasnya. Yuk," ajak Lulu. "Iya, nanti pas bel bunyi kita langsung cabut, sebelum ketemu si Arsen," jawab Hanin yang di angguki ketiga sahabatnya sejak SMP itu. Keempatnya pun berjalan sambil celingak celinguk melihat suasana sekitar yang tampak lengang. Sebagian murid sudah masuk ke kelasnya masing-masing. Tak tampak Arsen cs di sekitarnya kini. Tiba-tiba, "Duhh..." seru Hanin. "kenapa-kenapa...!" ketiga sahabatnya serempak melihat ke arah Hanin yang tiba-tiba berhenti. "pengen pipis, hehehehe" ucap hanin yang seraya mendapat pelototan ketiga sahabatnya. "gw kira kenapa, ya udah mau di anter apa nggak?" tanya Meta. "Gak usah! aman kan ya?! lo bertiga ke kelas aja, terus wa gw kalo semuanya aman," ucap Hanin. "oke deh, lo hati-hati," ucap Meta. "tapi keliatannya si Arsen and the genks udah ga keliatan, kayakny dia pada udah masuk kelas," ucap Lulu. "iya, gw juga gak lama kok, pipis doang," ucap Hanin yang di angguki ketiga sahabatnya. Di lain tempat tanpa Hanin cs sadari ada beberapa pasang mata yang sedang memperhatikan gerak-gerik mereka. "Bagus, sesuai feeling lo bro," ucap vito. "Iyalah, liat aja balesan dari gw gak bakalan lo lupain, badgirl, " Arsen yang sedari tadi mengamati Hanin dan teman-temannya kini  siap memulai aksinya. Saat hendak berjalan menuju tujuan tiba-tiba ada tangan yang mencekal lengan Arsen. "Gw harap lo gak keterlaluan sen, biar gimana dia cewek," ucap Rega. Di antara keempatnya, Rega adalah sosok cowok pendiam, cool dan jarang berbicara. Setiap Arsen, Vito, dan Adnan sedang menggoda dan menggangu adik kelas termasuk hanin cs, hanya Rega yang memilih untuk tidak ikut campur di dalamnya. Meskipun keempatnya bersahabat sejak bangku SMP. "Tenang aja Ga, sekali-kali bikin kejutan dikit buat si cantik," jawab Arsen dengan smirk evilnya sambil berjalan menuju toilet cewek di depannya. Beberapa langkah lagi Arsen memasuki toilet cewek ia membalikan badan dan memberikan kode pada vito untuk melaksanakan tugasnya. Dari jauh vito hanya memberikan tanda jempol ke arah Arsen dan tubuh Arsenpun menghilang di balik pintu toilet. Ceklek.. Pintu toilet berhasil di kunci vito dari depan. Arsen berdiri di depan wastafel sambil tersenyum menanti Hanin keluar dari dalam bilik toilet. Setelah selesai dengan urusannya di dalam bilik kecil tersebut, Hanin pun keluar dari dalamnya sambil mengibas-ibas rok. Seketika tubuhnya menegang dan terperanjat saat mendapati sosok di depannya. "Heh..ngapain lo di sini!" seru Hanin. Arsen tidak menjawab, hanya tersenyum penuh arti ke arah Hanin. Tanpa basa basi Hanin langsung bergegas ke arah pintu luar, namun saat knop pintu berkali-kali di buka tampaknya pintu itu terkunci dari luar. "kenapa? Lo takut?" ucap Arsen sambil berjalan maju ke arah Hanin yang terlihat mulai panik. "lo jangan macem-macem sen, gw hajar lo!" seru Hanin sambil terus berusaha membuka pintu toilet. "bukannya tadi lo mau ngambil celana gw?" jarak Arsen dan Hanin semakin dekat, membuat tubuh Hanin semakin merapat ke pintu. "Lo ga boleh nyuri gitu ah, bilang aja kalo lo mau liat, boleh kok, bebas" Arsen semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Hanin yang kini semakin terpojokan. "Lo ngomong apa sih, ga jelas banget," "Ohh, jadi sekarang lo amnesia, lupa sama apa yang baru beberapa menit  lalu lo lakuin?" kini Tangan Arsen mengunci tubuh Hanin dan kini wajahnya semakin mendekat ke arah Hanin. Hanin sempat terpana melihat bola mata berwarna grey milik Arsen yang kini menatap intens ke arahnya. Jarak mereka semakin dekat, hanya tersisa beberapa jengkal lagi. Saat sadar dengan apa yang terjadi dengan sekuat tenaga Hanin mendorong keras tubuh Arsen. Namun jangankan mundur, bergerak pun tidak. Begitu kuat lengan Arsen menahan dorongan Hanin membuat Hanin semakin panik dengan keadaan seperti saat ini. "Sen, lepas, lo jangan macem-macem, gw teriak nih," seru Hanin yang hanya di balas senyuman menggoda dari Arsen. "lo mao main-main..., ayo kita main," Rey langsung menempelkan bibirnya ke leher jenjang Hanin membuat Hanin tercekat. Semerbak harum vanila terurai dari tubuh Hanin yang membuat Arsen semakin menggila. Hanin mulai terlena dengan sentuhan Arsen namun tidak butuh waktu lama untuk hanin menyadari akan semuanya. Dengan sekuat tenaga Hanin mendorong tubuh Arsen membuat Arsen yang tengah terbuai dengan leher manis Hanin tak kuasa menahan dorongan itu. Tubuhnya terhempas beberapa langkah ke belakang. Dok..dok..dok..dok.. Hanin menggedor-gedor pintu toilet berharap ada seseorang yang menolongnya keluar dari jeratan iblis tampan yang kini ada di belakangnya. Arsen melangkah kembali mendekati Hanin, "Gak akan ada yang bukain, karna gw udah minta sama vito buat nulis di depan pintu depan kalo toilet ini gak berfungsi. Dan lo tau kan taraf sekolah kita ini, gak segampang itu orang bisa denger," "Lo gila ya," "karna lo juga gw bisa jadi gila," "Terus lo mau apa Hah?!" seru Hanin sambil kembali berbalik menatap ke arah Arsen yang kini kembali berada dekat dengannya. "bilang minta maaf, dan selama seminggu lo harus jadi asisten pribadi gw, gimana?" Arsen mengangkat sebelah alisnya sambil mengeluarkan jurus smirk evilnya. "Hah! Ogah banget," seru Hanin yang kini menghindar dari jeratan Arsen sebelum tangan kekarnya itu mengunci kembali tubuhnya. Hanin kini bersandar di wastafel, ia hendak mengambil ponsel di kantong bajunya namun tangan Arsen langsung menyergahnya. Arsen merengkuh tubuh Hanin, mengunci satu tangan Hanin kebelakang tubuhnya. Posisi kali ini jarak wajah mereka hanya tersisa beberapa centi. Entah ini termasuk rencana Arsen untuk balas dendam atau memang Arsen diam-diam tergila-gila dengan bibir ranum Hanin. Secepat kilat Arsen menempelkan bibirnya ke bibir Hanin membuat kedua bola mata Hanin seperti hendak menggelinding keluar dari tempatnya. Sepersekian detik ciuman itu terjadi berbarengan dengan terbukanya pintu toilet dari arah luar dan menampilkan Ibu susi, guru BP di sekolah mereka tampak melotot bahkan ternganga melihat dua pasang muda mudi di depannya. "Arsennnn....! Haninnnnn...! Apa yang kalian lakukan di sini, ini sekolah, bukan tempat pacaran," "Hahhh! kita gak pacaran kok bu," seru Hanin dan Arsen berbarengan namun bu susi langsung menyergah. "Gak pacaran tapi cium-ciuman di dalem toilet, kamu lagi sen! Ngapain masuk-masuk toilet cewek," "itu bu.. Anu!" "Anu..anu.. Anu apa," seru Bu susi sambil bertolak pinggang. "sekarang juga kalian ke ruangan saya," seru Bu susi yang membuat Hanin dan Arsen menghembuskan nafas kasar. "hufftt... Lagi-lagi.." lirih Hanin sambil melangkahkan kakinya mengikuti langkah bu susi. "brengsek si vito, bukannya jagain," gumam Arsen yang juga melakukan hal yang sama dengan Hanin. *** To be continue

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.2K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
111.1K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.4K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

The crazy handsome

read
465.3K
bc

Billionaire's Baby

read
279.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook