“Aku makan seafood aja,” putusku sembari menutup buku menu. Mahendra dan Galang langsung menatap lekat kearahku. Tatapannya membuatku kikuk— pasti mereka sebentar lagi akan menertawanku. Lagian aku tidak tahu bagaimana bentuk dari menu-menu berbahasa inggris itu. Daripada pesan asal mending pesan yang pasti-pasti saja. “Kenapa?” tanyaku akhirnya, karena keduanya tak ada yang berkomentar. Mahendra bergegas menjawab 'iya' atas menu makan siang yang aku pilih dan dia pun ikut makan seafood siang ini. Dia meminta pelayan untuk menghidangkan semua menu seafood yang dimiliki restoran ini. Galang pun memilih menu yang tertera di buku, namun beda dengan menu yang kami pilih. Setelah memesan, aku masih menatap kagum interior restoran. Sebagai seorang arsitek aku paham betul jika taste pemil

