Dasar Ayla!

975 Words

Takkk— Aku melempar kaca pintu balkon apartemen Mahendra. Ada hal penting yang harus aku bicarakan, bukan soal sesi foto besok, tapi soal kandidat calon istrinya. Tadi aku sudah kirim pesan tapi tak dibalas. Menelepon juga sungkan, takut dia sedang meeting. Lampu balkon apartemennya menyala—tanda dia sudah pulang. Tak lama, Mahendra muncul dengan rambut masih basah dan kaos santai abu-abu. "Ada apa, Ay?" tanyanya sambil mengernyit. Aku mengangkat tangan, memberi kode. "Ada yang perlu kita bicarakan! Penting banget!" Tanpa berkata apa-apa, Mahendra langsung melompati pagar pembatas balkon. Kakinya mendarat ringan, lalu masuk ke apartemenku seolah-olah ini rumahnya sendiri. Aku menyusul, dan mendapati dia sudah duduk di mini bar, memasang wajah memelas. "Aku lapar, Ay," katanya sambil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD