bc

When Love Comes To Me (Indonesia)

book_age18+
2.5K
FOLLOW
21.5K
READ
billionaire
love-triangle
possessive
family
arrogant
CEO
hollywood
sweet
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Happy Reading~

Alessia Wilson. Wanita berusia dua puluh satu tahun yang hidup sebatang kara sejak kedua orang tuanya meninggal saat ia masih duduk di sekolah menengah pertama karena penyakit HIV/AIDS. Sejak tragedi itu, tidak ada lagi Alessia yang selalu tersenyum, tidak ada lagi Alessia yang ceriwis, bahkan peringkat pertama di sekolah pun hilang. Yang ada hanya Alessia pendiam, kaku, dingin, cuek, dan tertutup. Mencoba berbagai pekerjaan demi bertahan hidup hingga ia diterima sebagai cleaning service di Wallace Corp.. Dan mengubah hidupnya.

Harry Wallace. Pria berusia dua puluh sembilan tahun yang telah memegang kendali penuh atas perusahaan sang ayah, Wallace Corp.. Perusahaan terbesar di New York yang memiliki cabang di berbagai negara dan bergerak di bidang real estate, entertainment, textil, perhotelan, pariwisata, hingga properti. Sikap dingin, cuek, dan tegas membuatnya lupa mencari pasangan hingga membuat sang Ibu terus menekannya untuk segera menikah dengan wanita yang telah ia jodohkan.

Seorang billionaire dan cleaning service dengan sifat yang hampir sama bertemu? Let’s see what happen when destiny brings them together.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Kini, Alessia telah berada di depan Wallace Corp.. Bukan, bukan, bukan sebagai karyawan melainkan cleaning service. Ya, cleaning service karena hanya itu posisi yang di berikan padanya. Lagipula ia juga tidak berharap akan mendapat posisi lebih tinggi saat ia hanya memiliki ijazah sekolah menengah pertama. Alessia melangkahkan kakinya memasuki perusahaan tersebut. Sepanjang langkahnya menuju meja resepsionis, dia menjadi pusat perhatian para karyawan yang berlalu lalang. Bagaimana tidak? Alessia datang memakai kaos putih polos kebesaran, jeans, white sneakers, ransel yang mulai usang, serta rambut yang dicepol asal dengan wajah yang cantik natural, namun aura yang ia keluarkan lebih dingin dibanding CEO mereka. Hingga Alessia sampai di tempat tujuannya, ia masih tetap menjadi pusat perhatian. Namun ia tidak menghiraukan hal itu, karena tujuannya datang ke sana untuk bekerja bukan mendapat perhatian. “Di mana ruangan cleaning service?” Tanya Alessia to the point dengan nada bicara yang datar. “Maaf?” Tanya sang resepsionis ber-name tag Luna, tidak mengerti maksud ucapan Alessia. “Saya diterima bekerja sebagai cleaning service” “Ah. Ruang cleaning service berada di lantai dua. Setelah keluar dari lift, kamu bisa belok ke kanan dan berjalan sampai ke ujung. Di bagian kiri adalah ruang office girl dan di sebelah kanan adalah ruang office boy” Jelas Luna dengan ramah. “Terima kasih” Ucap Alessia kemudian berlalu meninggalkan Luna menuju lift. Alessia harus menunggu beberapa saat untuk masuk karena lift masih berada di lantai lima. Tidak berapa lama, lift terbuka dan menampakkan sosok pria yang bertubuh tinggi dan tegap. Pria tersebut melangkah keluar bertepatan dengan Alessia yang melangkah masuk dan menekan tombol dua. Setelah sampai di lantai dua, Alessia keluar lift dan mengikuti arahan Luna. Dan tepat seperti yang Luna katakan, ruang office girl berada di sebelah kiri sementara ruang office boy berada di sisi kanan. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Alessia langsung membuka pintu dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang berdiri di tengah ruangan. “Kau terlambat Miss Wilson. Tapi karena ini adalah hari pertamamu, aku akan memakluminya” Ucap wanita tersebut. “Aku Nina Dolton dan kau bisa memanggilku Madam Dolton, aku adalah kepala office girl. Aku akan menjelaskan peraturan cleaning service padamu. Kau bekerja mulai hari senin hingga sabtu pukul 06.00 pagi hingga pukul 05.30 sore. Kau hanya perlu membersihkan lantai dasar, lantai empat puluh dan lantai lima puluh satu. Khusus untuk lantai lima puluh satu, kau hanya perlu membersihkannya dipagi hari saat kamu datang dan sore sebelum pulang. Untuk jam istirahat, kau memiliki waktu 30 menit yaitu pukul 12.30 hingga pukul 01.00 siang. Sekarang ganti pakaianmu dengan seragam khusus yang ada di lokermu. Lokermu berada di ujung sana dan peralatan bersih-bersih berada di sebelah sana” Jelas Nina tegas. Karena tidak mendapat tanggapan dari Alessia yang hanya diam di tempatnya tanpa ekspresi, Nina menganggap Alessia telah mengerti akan tugasnya. Ia pun berjalan keluar meninggalkan Alessia. Namun sebelum benar-benar pergi, Nina berbalik. “Untuk pagi ini, kau tidak perlu membersihkan lantai lima puluh satu karena telah dibersihkan oleh yang lain. Kau hanya perlu membersihkannya sebelum pulang” Ucap Nina kemudian benar-benar pergi meninggalkan Alessia. Setelah kepergian Nina, Alessia berjalan menuju lokernya dan mengganti pakaian dengan seragam khusus cleaning service. Sebelum meninggalkan ruangan tersebut, Alessia mengambil troli kebersihan yang berada di sudut ruangan. Setelahnya, Alessia kembali ke lantai dasar untuk bersih-bersih kemudian berlanjut ke lantai empat puluh. Pukul 12.30 kini waktunya Alessia istirahat dan ia memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya di cafe depan perusahaan tanpa mengganti seraamnya. Kring... Suara bel berbunyi saat Alessia membuka pintu cafe. Ia duduk di sudut ruangan yang tepat berada di samping jendela sehingga ia dapat melihat para pejalan kaki dan kendaraan yang berlalu lalang. Tidak lama kemudian seorang pelayan datang menghampiri Alessia. “Mau pesan apa, Nona?” Tanya pelayan tersebut dengan pandangan yang seakan merendahkan Alessia karena seragam yang dikenakannya. Tapi lagi-lagi Alessia tidak menghiraukannya dan memesan apa yang ia inginkan. “Satu hot americano” Jawab Alessia. Pelayan itu kemudian pergi untuk membuatkan pesanan Alessia. Tidak butuh waktu lama, pesanannya datang diantarkan oleh pelayan yang sama dan dengan tatapan yang sama. Setelah pelayan itu pergi, Alessia menyesap minumannya sembari memandang gedung yang menjulang tinggi di hadapannya. Itu mengingatkannya dengan almarhum kedua orang tuanya. “Kalau Ale besar nanti, Ale akan membuat gedung yang saaaangat tinggiiii. Dan Ale akan menjadi bos di sana” Ucap Alessia kecil yang tengah duduk di pangkuan sang ayah dengan riang. “Benarkah?” Tanya sang ayah takjub dengan impian sang anak, John Wilson. “Hm. Aku juga akan membuatkan Daddy dan Mommy rumah yang saaaangt besaaarr dan Ale bisa bermain sepuasnya di dalam” Ucap Alessia. “Wah, benarkah kalau putri kecil Mommy akan membuatkan Mommy dan Daddy rumah yang sangat besar?” Tanya sang ibu yang baru saja datang dari dapur, Jessi Wilson. “Tentu saja. Ale juga akan memberikan semua uang Ale pada Daddy dan Mommy agar Daddy tidak perlu bekerja untuk mencari uang lagi” Jawab Alessia dengan tegas. Mengingat hal itu, Alessia sangat ingin menangis. Namun ia tidak bisa. Entah mengapa ia seakan lupa bagaimana caranya menangis. Terakhir kali ia menangis ialah empat tahun lalu saat ia berada di tingkat terendah hidupnya yang sangat ingin ia lupakan. Dan kini setiap kali ia ingin menangis, air matanya tidak mau keluar walau ia merasa sangat sedih. Tidak terasa, waktu istirahatnya telah berakhir. Alessia segera menyesap habis minumannya kemudian membayarnya di kasir lalu kembali ke perusahaan. Setelah bolak-balik membersihkan lantai dasar dan lantai empat puluh, kini Alessia harus membersihkan lantai lima puluh satu. Saat keluar dari lift, Alessia sempat ragu untuk melanjutkan perjalanannya lantaran yang ada di hadapannya hanyalah lorong panjang dengan satu belokan yang dihiasi dengan nuansa gelap dan lampu yang remang. Walaupun Alessia cukup bagus dalam bela diri, namun jika dihadapkan dengan hal yang berbau mistis maka ia akan menjadi orang pertama yang berlari sejauh mungkin. Meski tidak pernah menunjukkannya, namun itulah satu-satunya sisi Alessia yang tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang. Dengan langkah pelan, Alessia berjalan menyusuri lorong tersebut hingga ia sampai di ujung. Dari sana ia dapat melihat sebuah meja panjang tidak jauh dari sebuah pintu. Di belakang meja tersebut terdapat sebuah tulisan ‘Wallace’. Alessia melanjutkan langkahnya dan masuk ke ruangan tersebut. Kosong. Ruangan itu kosong dan membuat Alessia semakin merinding. Ia lalu bergegas membersihkan ruangan tersebut dengan rapi dan bersih tentunya. Setelah pekerjaannya selesai, Alessia segera meninggalkan ruangan itu dan menghela nafas lega saat berada di dalam lift. Seusai mengganti pakaiannya, Alessia pergi ke tempatnya bekerja setiap malam. Alessia tidak pernah bekerja hanya di satu tempat. Saat ia dipecat di tempat yang satu, maka ia akan segera mencari pekerjaan yang lain. Why Club. Salah satu klub malam terbesar di New York yang menamakan tiap ruangannya dengan Alfabet. Mulai dari A hingga Z. Adapula ruangan yang diberi angka ‘0’ yang hanya dikhususkan untuk pemilik klub tersebut. Namun ruangan tersebut sangat jarang digunakan lantaran sang pemilik yang sangat jarang datang ke tempat tersebut. “Hai Ale” Sapa Brian, salah satu pelayan di Why Club. Alessia tak menanggapi sapaan Brian. Begitulah Alessia, ia tak pernah menanggapi orang yang berbicara padanya untuk hal yang tak penting. “Ale, antarkan ini ke ruangan A” Pintah Bruce, sang barista sembari menyodorkan sebuah nampan yang di atasnya berisi sebuah botol dan beberapa gelas. Alessia kemudian mengambil nampan tersebut dan mengantarkannya ke ruang A seperti perintah Bruce. Tepat pukul dua dini hari, pekerjaan Alessia di klub selesai. Ia lalu segera membereskan barangnya dan bergegas pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya.    ------- Gimana nih chapter 1-nya? Tulis apapun yang kalian pikirin di kolom komentar yaa^^ Love you guys~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Accidentally Married

read
102.7K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

The crazy handsome

read
465.3K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.1K
bc

Married By Accident

read
224.2K
bc

The Ensnared by Love

read
103.9K
bc

The Seed of Love : Cherry

read
111.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook