“Siapa yang memberitahumu soal itu, Lang?” Tanya Anggara ketika suasana terasa lebih tenang. “Pagi tadi, seorang intel polisi mendatangiku. Dia bilang, namaku terdaftar dalam data situs gelap pembunuh bayaran.” Ekspresi wajah Elang pun terlihat jauh lebih baik sekarang. “Dan aku sudah mencari tahu kemungkinan adanya kasus serupa. Dan ternyata memang ada. Meski bukan di Negara ini.” Elang menoleh, menatap sahabatnya dengan sorot mata sendu. Anggara menghirup nafas panjang. “Ternyata, ini benar-benar persoalan serius.” Gumamnya pelan. “Bagaimana menurutmu, Ga? Apa yang harus aku lakukan?” “Mereka tahu siapa pemilik situs gelap itu?” Elang menggeleng. “Tapi… bagaimana bisa namamu ada di sana, Lang? Siapa orang yang iseng sekali mendaftarkan namamu di sana?” Elang menyandarkan punggungn