Pukul tujuh pagi, sesuai dengan waktu yang telah disepakati, Jen kembali ke rumah besar itu. Usai saling melempar sapa dengan lelaki berpeci yang kemarin juga menyabutnya, Jen kini sudah duduk di teras rumah besar itu. Menunggu tuan rumahnya keluar. Semalaman Jen terus kepikiran dengan sikap yang ditunjukkan wanita paruh baya pemilik rumah ini. Sikapnya seolah menunjukkan bahwa ia mengetahui alasan di balik kedatangan Jen ke rumah tersebut. Ekspresi terkejutnya saat membaca nama lengkap Jen juga membuatnya bertanya-tanya. Wanita itu, terlihat seperti mengenal dirinya. Atau memang begitu caranya memperlakukan tamu. Seperti Bu Asri memperlakukan dirinya dan Hans. “Ah!” Tiba-tiba Jen tersadar. Ia belum memberi tahu Hans tentang pergerakan dan temuannya itu. Meski pelaku dan dalang dari ter