43. Sesal yang Dalam

1945 Words

Setelah menemani Vio beberapa saat lagi, Prana meninggalkan apartemen wanita itu. Baru beberapa langkah dari pintu, Prana berpapasan dengan Ryota di lorong depan unit apartemen Vio. “Mau menemui Vio?” sapa Prana sopan. Alih-alih menjawab, Ryota malah balas mengajukan pertanyaan. “Bisa kita bicara?” “Boleh.” “Kita ke coffee shop di bawah saja,” usul Ryota. Prana mengangguk santai menyetujui ajakan Ryota. Ia berjalan tenang mengikuti Ryota, sedikit lebih di belakang, hingga mereka tiba di coffee shop. “Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Prana saat mereka sudah duduk berhadapan di salah satu meja setelah masing-masing memesan secangkir kopi. Tanpa basa-basi, Ryota langsung mengajukan pertanyaan yang sejak beberapa waktu terakhir mengganggu pikirannya. “Boleh saya tahu hubungan kamu de

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD