"Vi, ini mau taro di mana?" Suara Gin ketika bertanya terdengar ngos-ngosan. Bagaimana tidak habis napas kalau dari tadi ia sibuk membantu Vio memindahkan barang-barangnya yang seabrek. "Di mana ajalah," sahut Vio asal. Gin berdiri kebingungan, memutar badan ke kiri kanan untuk mencari tempat kosong, tetapi tidak berhasil menemukan satu juga. Sementara koper Vio yang besar dan berat itu membuat bahu Gin pegal bukan main. "Ck! Gue serius nih," ujar Gin mulai sebal. "Gue juga, Gin," balas Vio lelah. Ia yang seumur hidupnya tidak pernah bekerja berat, hari ini terpaksa harus jadi kuli angkut. "Taro aja di mana adanya tempat. Seada-adanya aja." Bukan Vio tidak tahu terima kasih, sudah dibantu malah bertingkah menyebalkan. Masalahnya ia sendiri tidak tahu lagi harus meletakkan barang di ma