"Vio …!” seru Handi kaget melihat kedatangan Vio ke kantonya. “Kejutan sekali melihat kamu di sini. Ada apa, Sayang?" Diajaknya Vio untuk duduk, mengobrol santai beberapa saat, dan saling bertukar kabar juga. "Om, ada hal yang mau Vio tanyain sama," ujar Vio serius setelah dirasa basa-basinya cuku. "Apa itu?" "Tapi Vio minta Om jawab yang jujur. Kasih tau semua yang Om tau tanpa ada yang ditutupin," pinta Vio penuh harap. "Ada apa, Vio? Kelihatannya serius sekali." Entah mengapa Handi jadi tegang. Jarang sekali ia melihat ekspresi semacam ini di wajah Vio. Selama ini, Handi mengenal Vio sebagai sosok ceria yang cenderung cuek dan suka asal. Vio dan serius bukanlah padanan yang tepat. "Janji dulu Om akan jujur sama Vio," desak Vio. "Oke, Om janji.” Handi mengangguk menuruti permintaa