Samuel memasukan kancing pada lengan kemejanya berdiri di depan jendela kamar hotelnya. Usianya tiga puluh dua, tahun ini dan penantiannya berujung bahagia, karena menikahi perempuan yang sejak pertama kali bertemu sudah membuat jantungnya berdebar. Dulu, Samuel terlalu naif untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Syera, mungkin karena Syera adalah sahabat dari sepupunya sendiri itu sebabnya dia malu. Satu tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memendam perasaan, apa lagi bila perasaannya tidak berbalas, pasti akan terasa menyakitkan. Namun, dia nekat untuk terus bertahan pada apa yang diyakininya meskipun dia sadar akan resikonya. “Sammy,” panggil seseorang di belakangnya. Pria itu menoleh dan mendapati kedua orangtuanya. “Pa, Ma." Mereka berpelukan bergantian mengucapkan kalimat

