Wajah Syera memerah, entah apa yang dia pikirkan mengapa dia harus menjawab seperti itu. ‘Dasar bodoh!’ rutuknya membatin. Sementara Samuel tersenyum senang dengan pernyataan Syera yang bersedia menjadi sekretarisnya mulai saat ini. Terlebih karena gadis itu menjawab dengan balasan yang memiliki arti lain. “Kamu bisa menempati meja di depan ruangan saya,” kata Samuel seraya beranjak dari duduknya. “Tapi ... aku sama sekali tidak ada pengalaman menjadi sekretaris,” ucapnya panik. “Sebentar.” Samuel mengangkat gagang telepon di samping komputer dan berbicara dengan seseorang di ujung sana. Pria itu akan meminta pegawai senior untuk mengajari Syera apa-apa saja yang perlu di perhatikan sebagai sekretaris. Selama bekerja di sini, Syera memang tidak begitu akrab dan mengenal para peg

