Syera tersentak mendengar suara Raffa yang meninggi. Dia sudah bisa menduga kalau kakaknya akan marah dengan keputusan yang diambilnya. “Apa yang kamu pikirkan Syera? Walaupun Abang sudah kasih restu hubungan kalian, bukan berarti kamu nekat kawin lari sama dia!” terang Raffa mengungkapkan kekesalannya sembari menghempaskan tubuh jangkungnya ke atas sofa tunggal yang bersebelahan dengan Syera. Syera menatap kakaknya dengan dahi yang mengernyit. “Pikirkan lagi deh, jangan asal main buat keputusan! Ini demi kebaikan kamu juga!” hardik Raffa lagi masih dengan nada yang emosional. “Syera gak bilang kalau mau kawin lari sama Satria ...” Syera membalas dengan suara setenang mungkin. “Mau sama siapa lagi kalau bukan sama dia?” tanya Raffa tanpa menoleh ke arah adiknya. Raffa masih menop

