“Selamat pagi, Syera.” Syera yang tengah menyibukkan dirinya dengan beberapa kertas di atas mejanya pun mengangkat kepalanya dan sontak berdiri setelah tau siapa yang menyapanya. “Selamat pagi, Sammy, eh maaf, Pak.” Syera menutup mulutnya karena salah menyebut nama pria itu. “Kamu terlihat sangat pucat. Kalau sedang tidak baik-baik saja, kamu bisa izin hari ini.” “Ah, tidak. Aku tidak apa-apa, mungkin hanya melewati sarapan pagi ini,” ucap Syera beralasan. “Begitu. Baiklah, saya ke ruangan dulu,” pamit Samuel seraya menunjuk ruang kantornya. Syera mengangguk, memperhatikan pria itu masuk dan menghilang di balik pintu jati berwarna hitam. Syera menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi kerjanya dan mengembuskan napas pelan. Pagi ini Syera memang terlambat bangun sehingga tidak sempat

