Syera berusaha untuk mengabaikannya perempuan yang ada di depannya. Dia sama sekali tidak berharap bisa bertemu dengan salah satu anggota keluarga itu lagi, terkecuali pria yang masih dia cintai. Walaupun logikanya menolak tapi hatinya berkata lain, seperti pertemuan mereka di rumah sakit beberapa waktu lalu ketika kakaknya menyatakan kalau dia hilang terbukti pria itu masih mengkhawatirkan dirinya. Yang artinya bukan hanya dia yang masih menyimpan rasa, tetapi pria itu juga. Gadis itu menunduk memilih memainkan ponselnya di atas meja membuka media sosial, dan mengabaikan perempuan itu. Pertemuan terakhir mereka tidak terlalu baik, karena Syera masih bisa merasakan pipi mulus gadis itu di telapak tangannya. “Hai, Raf, aku gak nyangka kamu bisa mampir ke sini!” seru suara yang terdengar

