Zeus berdiri dengan tenang di pinggir trotoar, di depan Caia yang tampak gugup sekaligus siap dengan akting mereka selanjutnya, yaitu berciuman. Sore itu, angin sepoi-sepoi mengalir di antara gedung-gedung tinggi kota, namun tak ada yang bisa menenangkan kegugupan Caia. Matanya bergerak sekilas, memeriksa sekeliling, memastikan bahwa para pengawas yang dikirim oleh ayah dan neneknya sedang mengamati mereka dari jauh. Zeus, dengan senyum penuh keyakinan di wajahnya, menatap mata Caia dengan tenang. “Tenang saja. Aku akan melakukan yang terbaik, seperti biasa.” Caia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya yang mulai berdetak lebih cepat. "Ingat, jangan berlebihan. Ini hanya untuk terlihat nyata, jangan sampai terlalu ... dalam." Zeus mengangkat alis, sedikit tersenyum d