Akhirnya, gadis itu berbicara dengan suara lembut namun cukup jelas terdengar di tengah keramaian bar. “Kau bukan dari sini, kan?” Zeus hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. Bukan hanya karena gadis itu langsung menebak, tetapi juga karena ada sesuatu dalam nada suaranya yang terasa akrab, meskipun mereka baru bertemu. “Tidak,” jawab Zeus sambil tersenyum. “Aku sedang berkunjung. Apa begitu jelas?” Wanita itu tertawa kecil, kemudian mengangguk. “Cukup jelas. Orang-orang di sini punya gaya dan cara berbicara yang sangat khas. Kau terlihat … berbeda.” Zeus tidak bisa menahan senyum. “Aku mengambil itu sebagai pujian." Wanita itu menatap Zeus sejenak sebelum mengulurkan tangannya. "Aku Caia, kau?" Zeus terdiam sebentar lalu menjabat tangan wanita bernama Caia itu. "Zeus." "Wow ...