"Tapi, Nek, kami tidak biasa... maksudku, kami tidak sering melakukan itu di depan orang lain," ucap Caia cepat, mencoba mencari alasan. Namun Elizabeth tak bergeming. "Oh, Sayang, jangan terlalu kaku. Aku ini nenekmu, bukan orang asing. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nenek hanya ingin mengabadikan momen indah kalian sebagai kenangan dan juga pajangan di pesta pernikahan kalian nanti," tambahnya sambil masih mengarahkan kamera ponsel pada Caia dan Zeus. "Anggap saja hadiah untuk nenek yang sudah lama menanti cucunya bahagia," lanjut Elizabeth. "Zeus, cepatlah, tangan nenek sudah pegal." Lalu Caia mencium pipi Zeus dengan cepat dan singkat. "Hei, apa-apaan itu? Ciuman di bibir, Sayang. Seperti yang biasa nenek dan kakek lakukan dulu," protes Elizabeth. Caia hampir tersedak menden