"Honey …," bisik Caia, suaranya terdengar lembut di dalam tenda kecil itu. "Aku merasa ini seperti mimpi." Zeus menatapnya dengan tatapan dalam sembari menyentuhkan bibirnya dengan lembut pada bibir Caia yang berbaring di depannya. Caia tersenyum tipis. "Rasanya tidak pernah terbayangkan aku akan berada di sini, di tengah gunung bersalju, bersama pria yang kini menjadi suamiku. Rasanya semua ini benar-benar melebihi ekspektasiku.” Zeus tersenyum kecil, lalu menyentuh pipinya dengan lembut. "Ini dunia nyata kita berdua." Dengan perlahan, dia kembali mendekatkan bibirnya ke bibir Caia. Ciuman itu lembut pada awalnya, tapi kemudian semakin dalam. Tangan Zeus mulai menjelajahi tubuh Caia di bawah kantong tidur mereka, dan Caia merespon dengan sentuhan yang sama lembutnya. Dalam dingi