Saat tiba di rumah, ia mendapati Kamari sedang membaca buku sambil mendengarkan musik di ruang tengah. Kelegaan membanjirinya. Ia menghampiri Kamari yang menunduk, berkonsentrasi dengan apa yang dibacanya sampai tidak mendengar langkah kakinya. Mengenyakkan diri di samping, ia berbisik lembut. “Buku apa yang kamu baca.” “Om, ngagetin aja!” “Kamu serius sekali. Aku pulang sampai nggak tahu.” Kamari tersenyum. “Maaf, lagi belajar. Gimana kabar orang tuamu?” Liam mengusap kepala Kamari dan mengecup keningnya. “Baik saja.” Kamari menatap wajah Liam yang terlihat keleiahan. Cekung di bawah mata bahkan tidak bisa disembunyikan. Ia mengusap pipi laki-laki itu. “Om, kayaknya capek. Kerjaan banyak masalah?” “Yah, sedikit.” Liam menangkup tangannya. “Tapi, rasa capekku hilang karena ada kamu