“Lo tahu kalau Pak Marcello kenal sama Serena?” tanya Kamari. Balqis menggeleng. “Nggak tahu.” “Tadi lo dengar nggak dia bilang? Maksud gue Serena,” bisik Vasthi. “Katanya, Pak Marcello itu calon suaminya. Kenapa bisa gini?” Balqis meneguk ludah, menatap ke tempat pesta di mana acara pemotongan kue sedang berlangsung. Acara dipandu oleh seorang MC professional yang mereka sewa. Ada beberapa staf di depan, bersiap untuk membantu apa pun yang dibutuhkan sepanjang pesta berlangsung. “Gue juga baru denger soal itu di sini,” jawan Balqis dengan d**a berdebar keras. Campuran antara rasa marah, kesal, dan juga sakit hati. Namun, rasa profesionalisme mengalahkan segala perasaan. Yang paling menjengkelkan adalah, matanya selalu mencari Marcello. “Mulai kapan Pak Marcello kenal Serena? Seingat